Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobilitas Sosial: Pengertian, Jenis, Faktor, dan Dampaknya 

Kompas.com - 11/08/2022, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com -  Mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin, mobilis yang artinya mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mobilitas yaotu gerak atau perpindaan. 

Pada konsep stratifikasi sosial, mobilitas berarti gerak yang menghasilkan perpindahan tempat. Sehingga, pengertian moilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan yang lain.

Selain konsep mobilitas sosial, dikenal juga mobilitas geografik, yaitu berpindahnya seseorang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Misalnya, transmigrasi, urbanisasi, imigrasi, dan emigrasi.

Baca juga: Manusia sebagai Makhluk Sosial

Jenis-jenis mobilitas sosial

Jenis-jenis mobilitas sosial terbagi menjadi empat, yakni mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi. Berikut penjelasannya masing-masing: 

Mobilitas vertikal 

Mobilitas vertikal adalah perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang tidak sederajat. Terdapat beberapa bentuk mobilitas vertikal, yaitu:

  • Mobilitas vertikal naik (social climbing)

Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, sebagai berikut: 

    1. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Kedudukan tersebut telah tersedia. Misalnya, seorang karyawan yang menjabat sebagai staf diangkat menjadi manajer perusahaan. 
    2. Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu membentuk kelompok tersebut. Misalnya, pada waktu pembentukan dewan pengurus koperasi melalui rapat anggota. 
  • Mobilitas vertikal turun (social sinking)

Mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk utama, yaitu:

    1. Turunnya kedudukan individu dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah derajatnya. Misalnya, seorang direktur yang dipecat dari jabatannya.
    2. Turunnya derajat suatu kelompok yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Misalnya, terdapat kelompok karang taruna yang dibentuk sebagai wadah dan aspirasi potensi pemuda. Setelah berjalan, banyak hambatan yang terjadi pada karang taruna, sehingga organisasi tersebut tidak aktif kembali.

Baca juga: Ciri-ciri Terjadinya Perubahan Sosial

Mobilitas horizontal

Mobilitas horizontal merupakan perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Contohnya dahulu listrik hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan, sekarang telah menjangkau dan dinikmati masyarakat pedesaan.

Mobilitas intragenerasi

Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang. Dalam tipe mobilitas ini terjadi mobilitas yang naik dan turun. Oleh karena itu, mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk: 

  • Mobilitas intragenerasi naik, misalnya pangkat seorang pegawai negeri sipil dari golongan IVA ke golongan IVB.
  • Mobilitas intragenerasi turun, seperti seorang manajer yang diturunkan jabatannya menjadi staf karyawan karena ia melakukan kesalahan.

Mobilitas antargenerasi 

Mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas vertikal yang tidak terjadi dalam diri seseorang, tetapi terjadi dalam dua generasi. Mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu: 

  • Mobilitas antargenerasi naik, misalnya seorang anak menjadi seorang dokter, sementara ayahnya dahulu hanya seorang petani.
  • Mobilitas antargenerasi turun, misalnya seorang anak menjadi karyawan biasa, sementara ayahnya dahulu merupakan seorang pengusaha yang memiliki banyak karyawan.

Baca juga: Kondisi Sosial Negara Malaysia

Faktor terjadinya mobilitas sosial 

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial, antara lain:

  • Status sosial

Ketika seseorang dilahirkan ke dunia ini, ia tidak dapat memilih keluarga seperti apa yang akan mengurusnya. Ia akan memiliki status sosial sebagaimana kedua orang tuanya. Sejalan dengan berjalannya waktu, ia akan mulai dapat menilai status sosialnya dalam masyarakat.

Jika ia berada pada status sosial yang rendah, tetapi ia memiliki kemampuan untuk menaikkan statusnya, status sosialnya akan terangkat. Misalnya, anak seorang nelayan menjadi seorang pengusaha kapal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com