Dalam bidang peternakan, bioteknologi tradisional diterapkan misalnya domba ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan bengkok sebagai hasil mutasi alami dan sapi Jersey yang seleksi oleh manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan krim lebih banyak.
Bioteknologi konvensional dalam bidang pengobatan misalnya antibiotik penisilin yang diisolasi dari bakteri dan jamur.
Vaksin yang merupakan mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
Baca juga: Pengertian Bioteknologi dan Ciri-cirinya
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bioteknologi konvensional pada bidang pangan terlihat dari beberapa prosesnya dibantu oleh mikroorganisme, seperti:
Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat.
Keju adalah bahan makanan yang dihasilkan dengan pemisahan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Bakteri ini menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan.
Enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan protein yang ada pada padatan atau dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga membentuk keju.
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi anaerob oleh ragi. Bakteri asam asetat seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat.
Baca juga: Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.