Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Terjadinya Deforestasi

Kompas.com - 01/07/2022, 08:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Hutan adalah rumah bagi flora dan fauna. Hutan merupakan sumber oksigen untuk seluruh makhluk hidup di Bumi.

Namun, hal yang terjadi saat ini ialah deforestasi. Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di negara lainnya.

Menurut Dodik Ridho Nurrochmat, dkk dalam buku Neraca Pembangunan Hijau: Konsep dan Implikasi Bisnis Karbon dan Tata Air di Sektor Kehutanan (2010), deforestasi adalah perubahan permanen areal berhutan menjadi tidak berhutan akibat aktivitas manusia.

Deforestasi adalah aktivitas penebangan hutan dan pengubahan fungsi lahannya untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jika awalnya hutan difungsikan untuk pelestarian lingkungan, adanya deforestasi menyebabkan perubahan fungsi itu.

Baca juga: Apa itu Deforestasi?

Penyebab deforestasi

Dilansir dari buku Apakah Hutan Dapat Tumbuh di Atas Uang? (2008) karya Markku Kanninen dkk, secara garis besar ada dua penyebab deforestasi, yakni penyebab langsung dan tidak.

Penyebab langsung deforestasi datang dari kegiatan manusia yang memang bertujuan menebang hutan dan membuka lahan.

Sementara penyebab tidak langsung berkaitan dengan faktor latar belakang sosial manusia. Contohnya ekspansi lahan pertanian.

Dikutip dari buku Pemberdayaan Masyarakat (2019) karangan Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan, ada enam penyebab deforestasi, yaitu:

Kebutuhan manusia akan pangan, pertambangan, dan energi

Tingginya permintaan akan sandang, pangan, energi, dan pertambangan menjadi faktor utama penebangan hutan di Indonesia.

Kebutuhan ini akan menimbulkan pertanian rakyat dan modern dalam skala besar. Terlebih lagi, sistem pertanian rakyat umumnya dilakukan dengan sistem ladang berpindah.

Baca juga: Masalah Deforestasi di Indonesia

Dibandingkan pertanian, kegiatan penambangan menyebabkan deforestasi hutan yang sangat tinggi. Karena banyaknya kebutuhan manusia akan hasil tambang dan mineral membuat dua sektor ini tumbuh dengan pesat.

Pembakaran

Beberapa pihak berkepentingan sering kali membakar hutan secara sengaja hanya untuk membuka lahan perkebunan.

Ini menyebabkan terjadinya deforestasi. Karena fungsi hutan berubah menjadi lahan perkebunan.

Kebakaran hutan

Pada 2015, kebakaran hutan menjadi penyebab utama terjadinya deforestasi di Indonesia. Sebagian besar lahan tidak ditanami kembali dan akhirnya dijadikan lahan terbuka.

Kebakaran hutan memberi dampak buruk di berbagai bidang. Tidak hanya mengakibatkan masalah kesehatan, tetapi juga menimbulkan masalah ekonomi.

Pertumbuhan penduduk

Tingginya pertumbuhan penduduk juga menjadi salah satu penyebab deforestasi. Kepadatan penduduk yang tersebar tidak merata mengakibatkan pemanfaatan lingkungan secara berlebihan.

Baca juga: 5 Kewajiban Manusia terhadap Hutan

Salah satunya dengan membuka hutan dan menjadikannya sebagai lahan tempat tinggal atau keperluan lainnya.

Lapangan pekerjaan

Deforestasi juga disebabkan oleh alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan, pertanian, pembangunan, sarana perdagangan, akses transportasi, dan sebagainya.

Secara tidak langsung, hal ini terjadi karena kebutuhan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Perubahan pola konsumsi

Penyebab deforestasi adalah perubahan pola konsumsi.

Awalnya manusia sangat suka belanja makanan. Namun, trennya mulai berubah menjadi belanja properti, seperti rumah, transportasi, telekomunikasi, dan lain-lain.

Sehingga perubahan pola konsumsi ini turut mendorong terjadinya deforestasi dengan membuka hutan, perdagangan kayu, serta penyediaan lahan untuk perumahan atau industri.

Baca juga: Fungsi Hutan yang Berkaitan dengan Siklus Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com