KOMPAS.com - Kelor menjadi salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Selain tumbuh liar atau banyak ditanam di pekarangan rumah, kelor juga banyak dibudidayakan.
Tak hanya digunakan sebagai lauk, tanaman ini juga dapat dikonsumsi untuk pengobatan berbagai penyakit, serta sebagai suplemen makanan karena kandungan nutrisinya yang beragam.
Dilansir dari situs Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, nutrisi daun kelor, antara lain kalsium, zat besi, protein, dan vitamin A, B, maupun C.
Daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, seperti leusin, isoleusin, arginin, venilalanin, triftopan, histidin, dan asam aspartat.
Berikut dua cara perbanyakan tanaman kelor di Indonesia:
Cara pertama ialah stek batang. Perbanyakan ini membutuhkan batang induk dengan tinggi 0,5 sampai 1,5 meter dan diameter sekitar 4 sampai 5 sentimeter.
Baca juga: Kelor: Taksonomi, Morfologi, dan Deskripsinya
Makin besar batang stek yang digunakan, kian besar pula peluangnya untuk hidup. Supaya berhasil, batang induknya harus berasal dari tanaman sehat dan berusia lebih dari satu tahun.
Hal yang harus dilakukan saat akan melakukan stek batang ialah:
Dikutip dari Modul Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Tanaman Kelor (2019) oleh PT Moringa Organik Indonesia, kelebihan stek batang dalam penanaman kelor ialah memerlukan waktu tumbuh relatif cepat. Karena tanaman langsung melakukan fase pertumbuhan akar.
Sementara, kekurangannya ialah kelor tidak akan memiliki sistem akar yang tumbuh mendalam, lebih sensitif terhadap kekeringan, air, serta serangan rayap.
Selain stek batang, cara perbanyakan tanaman kelor lainnya ialah menggunakan biji.
Baca juga: Langkah Prosedur Penjernihan Air Menggunakan Biji Kelor
Cara perbanyakan ini sebaiknya menggunakan biji tanaman sehat berumur lebih dari 5 tahun. Selain itu, biji juga harus dipanen ketika buah polong kelor sudah tua dan dikeringkan dengan baik.
Secara morfologi, biji yang baik memiliki ciri-ciri utuh, tidak keriput, dan tidak cacat. Biji yang sudah tersimpan lama tidak disarankan digunakan sebagai sumber benih, karena daya kecambahnya akan menurun dan persentase tumbuhnya sangat kecil.
Tanaman yang diperbanyak dari biji akan memiliki pertumbuhan yang sangat lamban, rentan terhadap gulma, serta membutuhkan penyiangan teratur.
Sementara itu, kelebihan perbanyakan kelor dengan biji ialah tumbuh cepat, tanaman menjadi lebih kokoh, dan mampu menghasilkan biomassa daun yang tinggi.
Baca juga: Klorofil: Struktur, Jenis, dan Contoh Aplikasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.