KOMPAS.com – Komet dan asteroid adalah nama benda langit yang kerap terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Komet berbeda dengan asteroid, namun tetap memiliki kesamaan. Apakah persamaan dan perbedaan komet dengan asteroid?
Dilansir dari Cool Cosmos, komet dan asteroid sama-sama terbentuk pada masa awal pembentukan tata surya. Yaitu, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Persamaan komet dan asteroid selanjutnya adalah keduanya memiliki warna yang gelap. Warna gelap pada asteroid dihasilkan material berbatu dan logam. Sedangkan, warna gelap pada komet dihasilkan zat organik yang melapisi esnya.
Baca juga: Komet, Bintang Berekor di Tata Surya
Komet dan asteroid, keduanya adalah benda langit yang sama-sama mengorbit matahari sebagai pusat tata surya.
Walaupun terbentuk pada waktu yang hampir sama, komet dan asteroid memiliki posisi pembentukan yang berbeda terhadap matahari.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa asteroid terbentuk di daerah yang lebih dekat dari matahari. Sedangkan, komet terbentuk di daerah yang lebih jauh dari matahari di mana es pembentuk komet tidak mencair karena panas matahari.
Baca juga: Asteroid, Batuan di Tata Surya
Perbedaan komet dan asteroid selanjutnya adalah komposisi bahan penyusunnya.
Asteroid terbentuk dari material berbatu dan logam seperti batu lempung, silikat, besi, nikel, dan lava balsatik.
Sedangkan, komet terbentuk dari es yang dilapisi senyawa organik, debu, dan juga material berbatu.
Perbedaan komet dan asteroid selanjutnya adalah bentuk dan litasan orbitnya. Dilansir dari Universe Today, asteroid memiliki orbit yang lebih pendek dan lebih melingkar.
Sedangkan, komet memiliki orbit yang jauh lebih panjang dengan bentuk yang lebh memanjang atau elips. Di mana, orbit komet dapat mencapai lima puluh ribu kali lebih panjang daripada jarak bumi ke matahari.
Baca juga: Apakah yang Dimaksud dengan Orbit?
Perbedaan yang dapat terlihat dari komet dan asteroid adalah komet memiliki ekor, sedangkan asteroid tidak.
Saat komet bergerak mendekati matahari, panas matahari akan mencairkan dan menguap kandungan es di dalamnya. Kemudian, es yang menguap, gas metana, gas amonia akan membentuk struktur yang mengelimuti komet dan disebut dengan koma.
Dilansir dari NASA, tekanan sinar matahari dan partikel matahari berkecepatan tinggi (angin matahari) membuat bahan koma menjauh dari matahari.
Sehingga, terbentuk dua ekor yang menjauhi matahari yaitu ekor debu dan ekor plasma dari gas yang terionisasi.