Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Asal Usul Etnis Rohingya

Kompas.com - 29/03/2022, 13:30 WIB
Faustina Auria,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Rohingya adalah istilah yang merujuk pada minoritas muslim yang sebagian besar berada di negara bagian Rakhine (Arakan), Myanmar (Burma).

Asal usul etnis Rohingya 

Keberadaan Rohingya di Myanmar bermula dari abad ke-7. Rakhine, yang dulunya disebut Arakan, menjadi tujuan bagi orang-orang dari India.

Rakhine terletak di sisi barat Myanmar yang berbatasan langsung dengan Teluk Benggala (Bay of Bengal). Rakhine berada tepat di seberang Benggala, India.

Rakhine merupakan daerah yang strategis karena menjadi pusat perdagangan dan pintu masuk gerbang Myanmar.

Pedagang dari berbagai penjuru dunia, datang ke Teluk bengal dan Rakhine. Termasuk para pedagang muslim dari Arab.

Maka etnis Rohingya terbentuk dari keturunan pedagang Arab yang menetap di sana dan muslim dari Benggala.

Baca juga: Krisis Rohingya di Myanmar

Masa Kolonial Inggris 

India dan Myanmar (Burma) dulunya merupakan daerah kolonial Inggris dari tahun 1824–1886. Penjajah Inggris membawa imigran Benggali dari Wilayah Chittaging yang berbatasan langsung dengan Burma bagian barat untuk bekerja di perkebunan Arakan yang subur. 

Sehingga penjajahan Inggris memiliki kebijakan terhadap kaum Benggali dan Rohignya di Burma. 

Kebijakan Inggris menjadikan Muslim Rohingya sebagai kaum mayoritas di beberapa kota besar seperti Rangoon, Akyab, Bassein, dan Moulmein. 

Namun, saat itu kaum urma di bawah penguasaan Inggris merasa tidak nyaman dengan imigrasi besar-besaran tersebut. 

Etnis mayoritas Burma mengusir Muslim Rohingya dan menyebabkan Muslim Rohingya melarikan diri ke Burma bagian utara. 

Masa kedudukan Jepang 

Pada tahun 1942 hingga 1943, Jepang masuk ek Burma dan melakukan penyerangan terhadap Inggris. Saat itu Inggris kalah dan daerah kekuasaanya termasuk daerah Muslim Rohingya berhasil diduduki oleh Jepang

Akibatnya Jepang melakukan tindakan diskriminasi terhadap Muslim Rohingya. Meski awalnya merasa kalah, Inggris menyerang Jepang dengan strategi gerilya yang disebut V Force. 

Warga Muslim Rohignya memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Burma dengan melakukan perlawanan terhadap Jepang. 

Baca juga: Sistem Pemerintahan dan Penduduk di Myanmar

Masa Kemerdekaan Burma 

Pada Oktober 1947 diadakan Konferensi London untuk membahas kemerdekaan Burma. Berdasarkan konferensi tersebut, Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada Pemerintah Burma pada 4 Januari 1948. 

Peristiwa tersebut menjadi momen terakhir Aung San yang saat itu dipilih sebagai pemimpin Anti-Fascist People's Freedom League (AFPFL) meninggal karena ditembak mati oleh lawan politiknya.

Akhirnya wakil presiden AFPFL, U Nu terpilih menjadi perdana menteri Burma. 

Dikutip dari buku Burma Yang Penuh Pergolakan (2011), kepentingan politik baik dari komunitas Muslim maupun Buddha sangat diatur oleh pemerintah pusat Burma di Rangoon dan Burma. 

Status komunitas Muslim di Burma sebagai warga negara bagian tidak pernah dijamin. Padahal, umat Islam di Burma secara jelas teah mendapatkan empat kursi dalam parlemen.

Di awal kemerdekaan Burma, Perdana Menteri U Nu mengecewakan Muslim Rohingya karena warga Muslim tidak dimasukkan dalam kategori kelompok minoritas pada draf konstitusi Burma. 

Padahal sesuai AFPFL, semua Muslim Burma diperlakukan sama dengan etnis Burma lainnya. Namun, dalam kebijakan tersebut tidak memberikan jaminan bagi umat Muslim. 

Diskriminasi Rohingya

Diskriminasi etnis Rohingya memuncak ketika pemerintah Myanmar menghapus etnis Rohingya dari daftar etnis dan ras negaranya yang terlihat dalam “UU Kewarganegaraan Burma 1982”.

Myanmar memiliki 135 etnis dan Rohingya tidak termasuk etnis tersebut. Pembantaian etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine merupakan hasil dari transformasi politik negara itu saat ini.

Penganiayaan yang mengarah pada Genosida dibuktikan oleh Operation King Dragon atau Operation Naga Min 1978, yakni upaya deportasi guna pembersihan etnis terhadap ratusan ribu masyarakat Rohingya. Mengakibatkan 200.000 - 250.000 orang melarikan diri ke Bangladesh.

Semenjak etnis Rohingya tidak dianggap sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar, mereka disiksa dan ditahan.

Akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada etnis Rohingya, membuat mereka pergi untuk mengungsi ke negara-negara seperti Thailand, Indonesia, India, dan Malaysia.

Baca juga: Kudeta Militer Myanmar, Mengapa Indonesia Tidak Boleh Ikut Campur? Ini Penjelasannya

Referensi :

  • A Timeline of Rohingya History - Burma’s Path to Genocide - United States Holocaust Memorial Museum.
  • Lee, R. (2021). Rohingya Roots in Ancient Arakan. In Myanmar’s Rohingya Genocide: Identity, History and Hate Speech (pp. 13–32). London: I.B. Tauris. 
  • Myanmar Conflict Alert: Preventing communal bloodshed and building better relations. (2012). Refworld.
  • The Burma Immigration (Emergency Provisions Act).(1947). BURMA_IMMIGRATION_(EMERGENCY_PROVISIONS).
  • Mohajan, Haradhan (2018). History of Rakhine State and the Origin of the Rohingya Muslims. Published in: IKAT: The Indonesian Journal of Southeast Asian Studies , Vol. 2, No. 1 (25 July 2018): pp. 19-46.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com