KOMPAS.com - Tanah dikenal sebagai tempat berpijaknya manusia di Bumi. Tanah juga menjadi media kehidupan bagi hewan, tumbuhan, serta organisme lainnya.
Dalam ekosistem, tanah memiliki banyak fungsi, antara lain mampu menyimpan air dan zat hara, melakukan dekomposisi dan respirasi, serta menjadi habitat berbagai macam organisme.
Jika dipelajari lebih lanjut, tanah bukan sekadar benda tak hidup. Tanah tersusun dari berbagai komponen yang menyatu membentuk tanah itu sendiri.
Komponen penyusun tanah saling berkaitan dengan proporsi yang berbeda. Perbedaan ini akan memengaruhi jenis tanah, seperti tanah gambut, tanah humus, dan tanah endapan atau aluvial.
Menurut Mul Mulyani Sutedjo dan A. G. Kartasapoetra dalam buku Pengantar Ilmu Tanah (2005), komponen penyusun tanah terdiri dari lima hal penting, yakni:
Sementara itu, dikutip dari buku Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan (2016) karya Muhajir Utomo, dkk, komponen penyusun tanah terdiri dari empat bagian yang saling berkaitan.
Baca juga: 6 Fungsi Tanah dalam Ekosistem, Apa Sajakah Itu?
Tanah yang dikenal sebagai pedosfer, memiliki hubungan interaksi dengan atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Maka dari itu, tanah mengandung berbagai macam komponen dari keempatnya.
Berikut penjelasannya:
Didapatkan dari atmosfer, yaitu CO2 (karbon dioksida), O2 (oksigen), dan N (nitrogen).
Bersumber dari litosfer, yakni mineral batuan, liat, sedimen, dan lain-lain.
Didapatkan dari hidrosfer, yaitu air dan bahan terlarut.
Bersumber dari biosfer, seperti tanaman, hewan, dan mikroorganisme.
Proporsi relatif komponen penyusun tanah sangat memengaruhi sifat dan produktivitas tanah. Komponen penyusun tersebut bercampur bersama pola yang rumit dengan proporsi volumetrik tertentu.
Secara umum, tanah dianggap sebagai bahan yang padat secara keseluruhan. Namun, sebenarnya tanah tersusun dari separuh padatan, berupa mineral dan bahan organik, dan separuh lainnya merupakan ruang pori berisikan air dan udara.
Baca juga: 4 Jenis Lapisan Tanah beserta Karakteristiknya
Perbedaan perbandingan komponen tanah akan menyebabkan terjadinya perbedaan antartanah. Perbedaan inilah yang membuat tanah terbagi menjadi beberapa jenis.
Proporsi volumetrik ideal pada padatan tanah yaitu 50 persen, terdiri dari 45% komponen mineral dan 5 persen komponen organik.
Meski volume komponen organik hanya 5 persen, tetapi komponen tersebut berpengaruh besar terhadap sifat tanah.
Untuk kelembapan optimum bagi tumbuhan, proporsi volumetrik ideal pada ruang pori adalah 50 persen, terdiri dari 25 persen komponen air dan 25 persen udara. Ruang pori juga memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan padatan tanah.
Air dan udara dalam tanah bersifat dinamis. Sehingga perbandingannya menentukan keserasian pertumbuhan tanaman.
Selain itu, air dan udara juga dapat bersirkulasi. Hal ini membawa manfaat bagi akar tumbuhan dan jasad renik agar dapat hidup dengan baik.
Jika proporsi komponen padatan lebih dari 50 persen, kompaksi tanah akan terjadi dan menyebabkan pertumbuhan akar tanaman terganggu.
Baca juga: Tanah Aluvial: Pengertian dan Ciri-cirinya
Pada sisi lainnya, jika proporsi air terlalu banyak, tanah akan tergenang. Sebaliknya, apabila proporsi air kurang, tanah menjadi kering.
Apabila dibandingkan dengan lapisan tanah atas (top soil), lapisan tanah bawah (subsoil) cenderung minim bahan organik dan total ruang porinya. Lapisan ini juga memiliki lebih banyak mikropori, sehingga lebih banyak diisi air daripada udara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.