Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Konsumsi Menurut John Maynard Keynes

Kompas.com - 06/08/2021, 15:55 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial memiliki beragam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia melakukan konsumsi. Dari mulai mengonsumsi makanan, pakaian, juga berbagai jenis jasa.

Menurut P.A. Samuelson dan W.D. Nordhaus dalam buku berjudul Makro-Ekonomi (1992) konsumsi adalah salah satu bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa untuk mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan.

Mengingat betapa pentingnya konsumsi bagi manusia, para ahli merumuskan berbagai teori konsumsi.

Salah satu teori konsumsi yang paling dikenal adalah teori konsumsi John Maynard Keynes yang dikemukakan pada tahun 1936 dalam bukunya yang berjudul The General Theory.

Teori konsumsi menurut Keynes

Dalam teori konsumsinya Keynes mengemukakan dua pandangan utama yaitu:

  • Pengeluaran konsumsi tergantung besarnya pendapatan 

Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi tergantung pada besarnya pendapatan. Di mana konsumsi cenderung lebih kecil dari pendapatan.

Baca juga: Konsumsi: Pengertian, Ciri, dan Faktornya

Seseorang bisa melakukan tambahan konsumsi (marginal propensity to consume) dalam jumlah besar jika pendapatannya besar juga. Teori ekonomi Keynes berbeda dengan ekonom klasik yang hanya mengkaji kasus pekerja penuh.

Hal tersebut karena teori Keynes berlaku dalam sistem ekonomi secara keseluruhan baik ekonomi individu (pekerja penuh, pekerja paruh, dan pengangguran), industri, perusahaan, maupun pemerintahan. Inilah penyebab teori Keynes disebut the General Theory atau teori umum karena berlaku secara umum dalam ekonomi.

Keynes juga menyatakan bahwa ada konsumsi yang tetap dipenuhi seperti kebutuhan pokok. Kebutuhan tersebut dinamakan dengan konsumsi otonomus yang tetap harus dipenuhi walaupun pendapatan yang dimiliki sama dengan nol.

  • Pengeluaran konsumsi tidak ada hubungannya dengan pendapatan

Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi tidak memiliki hubungan yang proporsional dengan pendapatan. Keynes memercayai prinsip effective demand atau permintaan efektif.

Marilyn Cohn dalam jurnal The Economics pf John Maynard Keynes (1949) menyebutkan dasar prinsip effective demand adalah jika pendapatan riil meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat tetapi lebih kecil dari peningkatan pendapatan.

Baca juga: Hubungan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Hal tersebut karena ketika pendapatan meningkat, maka seseorang dapat memenuhi kebutuhan otonomusnya. Sehingga bisa melakukan tambahan konsumsi (marginal propensity to consume) di luar dari kebutuhan dasar.

Milton Friedman dalam buku A Theory of the Consumption Function (1957) mengatakan Keynes memercayai aturan psikologis mendasar dari masyarakat modern bahwa ketika pendapatan rill meningkat, tidak akan meningkatkan konsumsinya dengan jumlah absolut yang sama karena meningkatnya besar tabungan.

Saat pendapatan naik, jumlah pendapatan yang ditabung juga akan ikut naik atau lebih besar dari sebelumnya. Sehingga kecenderungan konsumsi rata-rata (average propernsity to consume) akan turun. Orang dengan pendapatan lebih besar cenderung menabung dalam jumlah besar juga karena memperhitungkan jumlah suku bunga yang akan diperoleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com