KOMPAS.com - Manusia lahir ke dunia dalam bentuk bayi yang tidak tidak tahu apa-apa, tidak memiliki konsepsi dunia, tidak bisa berbahasa, dan bahkan tidak mengerti konsep moralitas.
Namun kemudian mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan budaya di lingkungan dan pendidikan yang ia dapat.
Proses berkembangnya manusia dalam budaya tersebut disebut sebagai enkulturasi.
Menurut Havilland, enkulturasi adalah pendidikan ditinjau dari pembelajaran yang bersumber dari kebutuhan sehari-hari manusia seperti sandang, pakan, pangan, dan perlindungan.
Adat atau kebiasaan dalam hal tersebut akan membentuk perilaku serta kepribadian anak di masa mendatang.
Dilansir dari Southern Nazarene University, Talcott Parsons menganggap bayi adalah orang yang tidak berbudaya dan bersosialisasi yang kemudian melakukan enkulturasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan mereka menjadi anggota masyarakat yang berfungsi.
Baca juga: Penetrasi Budaya: Pengertian, Proses, Macam dan Contohnya
Adamson Hoebel beranggapan bahwa enkulturasi adalah proses mempelajari, menginternalisasi, dan mengenkulturasi budaya secara disadari maupun tidak disadari.
Menurun Hoebel, enkulturasi terus terjadi dari seorang masi bayi hingga kematiannya, sehingga manusia dapat hidup dengan baik serta memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban milikinya maupun milik orang lain.
S.W. Septiarti dkk dalam buku berjudul Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (2017) menyebutkan menurut M.J. Herskovits enkulturasi adalah suatu proses bagi seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
Setelah mempelajari budaya, orang tersebut akan menyesuaikan alam pikirannya dengan kebudayaan lingkungannya.
Enkulturasi tidak akan lepas dari kehidupan manusia, memiliki dua fungsi yaitu untuk sosialisasi nilai dan pembentukan identitas sosial. Beirkut penjelasannya:
Baca juga: Dampak Kemajuan Teknologi di Bidang Sosial dan Budaya
Proses enkulturasi terjadi dari mulai bayi baru lahir yang diurus oleh keluarganya. Kemampuan motorik dan bahasa bayi akan tumbuh sesuai apa yang diajarkan oleh orang tuanya. Mereka akan tumbuh dengan meniru perilaku dan kebiasaan anggota keluarga yang serumah.
Beranjak ke usia kanak-kanak, mereka akan mulai mempelajari budaya dari lingkungan tempatnya tinggal seperti sekolah dan tempatnya bermain.
Pada masa ini anak-anak akan mencontoh budaya yang berlaku di kedua tempat tersebut dan menyesuaikan diri karenanya.
Enkulturasi tersebut akan terus berlangsung selama manusia masih hidup. Mereka akan mempelajari budaya apa yang terjadi di lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan hal tersebut.