Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naskah Drama Pendek Penerapan Sikap Toleransi dalam Hidup Sehari-Hari

Kompas.com - Diperbarui 14/01/2022, 14:18 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Drama menggambarkan kehidupan serta watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan di depan umum.

Kisah yang diangkat bisa fiktif (khayalan) atau sesuai realita.

Sebelum pementasan, drama harus dibuat naskahnya terlebih dahulu. Ini agar para pemain mengetahui alur cerita, penokohan serta dialognya.

Menurut Duwi Purwati dalam buku Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Potensi (Panduan Menulis Naskah Drama dengan Mudah) (2020), dalam penulisan naskah drama perlu memperhatikan unsur-unsur drama, yakni:

  • Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang akan terjadi. Alur harus memuat konflik awal, perkembangan konflik hingga penyelesaiannya.

Alur sering juga disebut jalan cerita, mulai dari awal hingga akhir. Umumnya alur cerita dimulai dari pengenalan tokoh, konflik hingga pemecahan masalah.

  • Penokohan

Penokohan dalam drama mencakup nama tokoh, jenis kelamin, watak serta lingkungan sosialnya. Penokohan sangatlah penting dan berpengaruh pada naskah drama. 

Penulis harus menentukan mana tokoh yang bersifat baik, tokoh yang menyebabkan konflik serta tokoh yang membantu menyelesaikan konflik.

Baca juga: Pengertian dan Karakteristik Drama

  • Latar

Latar merupakan keterangan tempat, waktu dan suasana dalam drama. Pemilihan latar perlu disesuaikan dengan jalannya cerita, agar penonton lebih memahami alur cerita.

Latar tempat menggambarkan keterangan tempatnya. Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa. Latar suasana menggambarkan kondisi ketika peristiwa terjadi.

  • Bahasa

Bahasa dalam naskah drama harus disesuaikan dengan penokohan, alur dan latarnya. Bahasa mempermudah penonton dalam menangkap dan memahami jalannya cerita.

Penulis akan menentukan bahasa yang digunakan setelah menentukan tema beserta unsur drama lainnya. Bahasa dalam drama dapat menggambarkan karakter serta peristiwa yang telah terjadi.

Naskah drama pendek

Agar lebih mudah memahaminya, mari kita simak contoh naskah drama pendek tentang penerapan sikap toleransi di bawah ini:

Contoh 1: 

Judul: Kerja Kelompok
Pemain: Arif, Siska dan Dinda
Latar tempat: halaman rumah Arif

Arif: "Teman-teman, ayo besok kita kerja kelompok Bahasa Indonesia. Tugasnya harus dikumpulkan minggu depan loh,"
Dinda: "Ayo kita kerjakan, lebih cepat selesai lebih baik untuk kita,"
Siska: "Hmmmm.. Hmmmm.." (terlihat gelisah dan berpikir)
Dinda: "Siska, kamu kenapa? Kok tidak menjawab ajakan Arif untuk kerja kelompok?"
Siska: "Hmmmm.. Begini teman-teman, sepertinya besok aku tidak bisa ikut kerja kelompok. Aku harus merawat nenekku yang sedang sakit,"
Arif: "Loh, kok begitu sih Sis? Tadi Dinda kan udah bilang kalau lebih cepat selesai itu lebih baik buat kita semua. Kamu tahu kan kalau menunda pekerjaan itu enggak baik.."
Siska: "Iya, aku tahu Arif. Tapi nenek aku sedang sakit, aku ingin merawatnya. Bagaimana kalau kita kerja kelompoknya besok lusa?"
Arif: "Aku tidak mau! Aku maunya besok! Kalau kamu tidak mau, ya sudah tidak usah ikut!" (marah dan hendak pergi)
Dinda: "Hei! Arif! Jangan pergi dulu, kita bisa kok mengerjakan tugasnya besok lusa. Sekarang kan hari Kamis, sedangkan tugasnya dikumpul Jumat minggu depan. Jadi tidak ada salahnya kalau kita mengerjakannya hari Sabtu.."
Arif: "T-t-t-tapi.." (hendak berkata)
Dinda: "Arif.. Kita harus menerapkan sikap toleransi ke teman kita sendiri. Siska tidak mau kerja kelompok besok, bukan karena dia malas. Tapi ia ingin merawat neneknya yang sedang sakit.." (menyela perkataan Arif)
Arif: (berpikir) "Hmmmm.. Oke.. Baiklah.. Setelah dipikir-pikir, waktunya masih cukup panjang kok. Oke Siska, kita kerja kelompoknya besok Sabtu yaa.."
Siska: "Makasih ya Arif dan Dinda, kalian sudah mau mengerti aku.."
Arif: "Iya Siska sama-sama, maafkan atas perkataanku tadi yaa.."
Dinda: "Nah.. Kalau begini kan jadi enak dan tidak perlu bertengkar.."

Drama di atas, sudah menjelaskan tentang pentingnya sikap toleransi agar tidak saling bertengkar. Drama tersebut sudah memuat latar tempat dan penokohannya, yakni Arif sebagai tokoh yang menimbulkan konflik, Siska sebagai tokoh yang baik dan Dinda sebagai tokoh penengah.

Baca juga: Perbedaan Drama dan Teater

Contoh 2:

Judul: Membantu ibu membereskan rumah
Pemain: Adik, ayah dan ibu
Latar tempat: rumah

Adik: (sibuk bermain mobil-mobilan)
Ibu: "Dik, bisa tolong ibu ambilkan buah di kulkas?"
Adik: "Hmmm.. Enggak bisa bu, aku lagi sibuk mainan mobil-mobilan.."
Ibu: "Ibu minta tolong sebentar saja, nanti setelah itu kamu bisa main lagi,"
Adik: "Minta tolong ayah saja,"
Ibu: "Ayah kan lagi sibuk kerja di rumah. Ayo bantu ibu sebentar saja.."
Ayah: (keluar ruangan kerja menuju kulkas untuk mengambil buah)
Ibu: "Eh ayah, makasih ayah," (menerima buah dari ayah)
Ayah: "Adik, ayah tahu kamu lagi senang bermain mobil-mobilan, tetapi kamu jangan lupa membantu ibu. Kasihan ibu kerepotan di dapur.."
Adik: "Tapi ayah.. Aku kan juga pengin mainan, karena sedang libur.."
Ayah: "Iya.. Ayah tahu, tapi sebagai anggota keluarga, kita harus menerapkan hidup toleransi, yakni dengan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.."
Adik: "Oh begitu ya ayah.. Baiklah, mulai sekarang aku akan rajin membantu ibu dan ayah.."

Drama di atas menjelaskan tentang pentingnya sikap toleransi di lingkungan keluarga. Drama tersebut sudah memuat latar tempat dan penokohan, yakni ibu yang bersikap baik, ayah sebagai tokoh penengah dan adik yang memulai konflik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com