Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Kompas.com - 05/03/2021, 15:18 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Reog merupakan salah satu bentuk tarian massal yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Biasanya ditarikan dengan tokoh, peran, dan cerita yang berbeda-beda.

Tarian ini biasa dibawakan pada acara malan satu Suro, malam bulan purnjama, hari jadi Ponorogo, hari besar nasional, serta penyambutan tamu-tamu negara.

Sejarah tari Reog

Dalam buku Babad Ponorogo I-VIII (1984) oleh Purwowijoyo, Ponorogo didirikan tahun 1486 oleh Raden Katong yang masih keturunan Raja Brawijaya V.

Sebelum diperintah Raden Katong, Ponorogo merupakan kademangan Wengker dengan Raja Klana Sewandana dan patih Klana Wijaya yang sakti.

Baca juga: Tari Remo, Bertema Keprajuritan dari jawa Timur

Cerita Reog Ponorogo memiliki beberapa versi cerita, yaitu:

  • Syarat melamar putri Kediri

Kelana Sewandana Raja Bantarangin melamar putri raja Kediri Dewi Sanggalangit. Salah satu syaratnya adalah Kelana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban.

Untuk mengalihkan perhatian Singa Barong, Kelana membanting sumping telinganya dan berubah menjadi dua burung merak yang indah.

Ketika Singa Barong terpesona dengan Merak, Kelana kemudian mencambukkan Pecut Saman dan berhasil mengalahkan Singa Barong.

  • Ki Ageng Kutu

Ki Ageng Kutu merupakan abdi raha Brawijaya V yang meninggalkan Majapahit, karena raja tidak bisa menguasai kerajaan dan lebih dikuasai istrinya.

Ki Ageng Kutu kemudian mendirikan pedepokan Surukebung dan melatih pemuda ilmu kanuragan dengan permainan barongan.

Baca juga: Tari Bambangan Cakil, Mengisahkan Perang Kembang dalam Cerita Wayang

Brawijaya V yang menggangap Ki Ageng Kutu mbalelo, kemudian mengutus Raden Katong untuk menakklukan dan berhasil. Akhirnya Raden Katong diserahi tanah perdikan Wengker.

  • Kata Reog

Sebelum Raden Katong menguasai Wengker, Ki Ageng Kutu menciptakan barongan untuk para warok. Setelah Ki Ageng Kutu dikalahkan, Raden Katong melestarikan barongan sebagai media dakwah Islam. Karena Raden Katong merupakan penyebar Islam pertama kali di Ponorogo.

Barongan yang dimiliki warok sekarang menjadi milik masyarakat Ponorogo dan berganti nama menjadi Reog. Kata reog berasal dari kata riyokun artinya khusnul khatimah.

Pementasan Reog

Berdasarkan buku Reog Ponorogo (2015) karya Herry Lisbijanto, jumlah pemain tari Reog sebanyak 17 orang, terdiri dari:

  1. Singo Barong, sebanyak 1-2 orang
  2. Pujangga Anom atau Bujanganong, teridri 1-2 orang
  3. Raja Klono Sewandono, satu orang
  4. Sekelompok jathilan, bioasanya enam orang
  5. Warok, terdiri dari tujuh orang

Baca juga: Tari Merak, Terinspirasi dari Keindahan Burung Merak

Tari Reog terdiri dari beberapa rangkaian tarian, yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com