Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulos, Pakaian Adat Sumatera Utara

Kompas.com - 16/02/2021, 16:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada bagian utara Pulau Sumatera

Sumatera Utara dengan ibukota Medan memiliki keragaman budaya yang lengkap. Salah satu keragamaan yang ada di sana adalah pakaian adat.

Pakaian adat di Sumatera Utara adalah Ulos. Di mana pakaian adat tersebut dibuat dengan kain ulos yang berbahan sutra dan diproes dengan cara ditenun.

Ulos yang menjadi ciri khas bagi masyarakat Sumatera Utara sudah ada sejak lama dan secara turun temurun dikembangan masyarakat Batak.

Dilansir dari situs Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, membicarakan mengenai pakaian adat yang ada di Sumatera Utara disajikan dengan kain tenun yang indah dan unik.

Kain Ulos merupakan kain tenun khas suku Batak dan secara turun temurun terus dikembangkan oleh masyarakat suku Batak.

Baca juga: Ulee Balang, Pakaian Adat Aceh

Kain Ulos dibuat secara tradisional atau menggunakan alat tenun bukan mesin. Tempat pembuatan kain tradisiona di Sumatera Utara paling terkenal di daerah Tapanuli Utara.

Kain ulos merupakan sebuah benda sacral symbol restu, kasih saying dan persatuang seperti yang ditorehkan dalam pepatah Batak “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong” yang artinya “Jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka Ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama”.

Warna yang dominan pada kain Ulos biasanya merah, hita, dan putih yang dihiasi ragam tenunan dari benang emas atau perak.

Motif yang khas adalah motif gorga. Di mana prosesnya masih menggunakan cara tradisional menjadikan kain ulos begitu otentik.

Pada pakaian adat, umumnya ulos dijadikan sebagai selempang baju. Di mana laki-laki akan mengenakan jas hitam lengkap dengan kemeja, sedangkan perempuan mengenakan kebaya berwarna merah.

Baca juga: Kebijakan-kebijakan VOC di Bidang Ekonomi

Dikutip dari buku Mengenal Alam & Budaya Indonesia (2005) Ajen Dianawati, pada laki-laki menggunakan tutup kepala yang disebut sabe-sabe dari Ulos Mangiring. Di bahunya disampirkan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan sarung.

Sementara untuk perempuan mengenakan Ulos Sadum yang disampirkan di kedua bahunya.

Kemudian ulos tersebut dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan sarung suji.

Bagi masyarakat Karo, uis gara (ulos dalam bahasa Batak) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama berkaitan dengan acara adat, termasuk upacara pemakaman.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Bagi masyarakat Karo, uis gara (ulos dalam bahasa Batak) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama berkaitan dengan acara adat, termasuk upacara pemakaman.
ungsi Ulos

Awalnya fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan bada, tapi kini Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak.

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap Ulos memiliki raksa. Raksa mempunyai arti sifat, keadaan, fungsi dan hubungan dengan hal atau benda tertentu.

Dalam pandangan suku Batak, ada tiga unsur yang mendasarkan dalam kehidupan manusia, yaitu darah, nafas, dan panas.

Baca juga: Peran Pelajar untuk Mengisi Kemerdekaan

Dua unsur terdahulu adalah pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian. Panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin dipemukiman suku Batak, lebih-lebih lagi diwaktu malam.

Ulos jika dipakai laki-laki bagian atas disebut hande-hande, bagian bawah disebut singkot, sebagai penutup kepala disebut tali-tali, bulang-bulang atau detar.

Ketika dipakai perempuan bagian bawah disebut haen, dipakai hingga batas dada. Untuk menutup punggung disebut hoba-hoba dan dipakai berupa selendang disebut ampe-ampe, untuk tutup kepala disebut saong.

Jika seorang wanita menggendong anak, Ulos yang digunakan disebut parompa dan penutup punggung disebut hohop-hohop.

Motif Ulos

Kain Ulos memiliki berbagai motif. Tiap motif memiliki filosofi yang dalam bagi masyarakat Batak.

Baca juga: Bentuk Es Batu Setelah Dimasukkan ke dalam Air Panas

Berikut beberapa motif Ulos:

  • Ulos Radigup

Ulos Radigup adalah kain tenun yang mempunyai posisi atau derajat tertinggi diantara kain tenun lainnya. Di mana pembuatan kain tenun tersebut mempunyai kesulitan yang tinggi.

Pada kain Ulos Radigup mempunyai 3 bagian, 2 sisi ditenun dalam waktu yang sama dan 1 sisi bagian tengah ditenun sendiri dengan motif yang rumit.

Untuk motifnya terlihat seperti lukisan hidup. Filosofi kain tersebut melambangkan kehidupan dan doa restu untuk kebahagiaan dalam kehidupan.

  • Ulos Antakantak

Ulos Antakantal biasanya digunakan oleh orang tua sebagai selendang untuk melayat orang yang meninggal. Ada juga yang dipakai sebagai kain lilit untuk acara menari di Adat Batak.

  • Ulos Ragihotang

Ulos Ragihotang sering diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat. Pada Ulos tersebut mempunyai makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah merestui anak gadisnya telah disunting oleh laki-laki yang disebut Hela (menantu).

Baca juga: Daftar Pakaian Adat di Indonesia

  • Ulos Ragi Huting

Ulos Ragi Huting sudah jarang digunakan. Dulu, ulos ini sering digunakan oleh para gadis dengan dililitkan didada sebagai pertanda bahwa gadis perawan Batak Toba yang beradat.

  • Ulos Sibolang

Ulos Sibolang merupakan kain ulos sebagai tanda duka cita. Biasanya masyarakat Batak menggunakan ulos tersebut ketika sedang mengalamin sebuah duka dari keluarga dekat yang telah meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com