Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulee Balang, Pakaian Adat Aceh

Kompas.com - 16/02/2021, 15:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Ulee Balang merupakan pakaian adat yang berasal dari provinsi Aceh.

Pakaian adat Ulee Balang awalnya hanya dipakai oleh keluarga raja, sekarang pakaian adat tersebut menjadi pakaian adat Aceh dan dipakai untuk upacara adat.

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), nama pakaian adat Aceh dikenal dengan Ulee Balang. Di mana baju adat Nanggroe Aceh Darussalam untuk laki laki sering dikenal dengan sebutan baju Linto Baro.

Sementara pakaian Aceh yang dikenakan oleh perempuan disebut baju Daro Baro.

Konon, pakaian adat tersebut sudah ada sejak masa Kerajaan Samudera Pasai.

  • Linto Baro

Linto Baro merupakan pakaian tradisional Aceh yang biasa dikenakan oleh laki-laki. Di mana dipakai untuk penganti laki-laki, tidak hanya itu, tapi juga untuk upacara-upacara adat atau pemerintahan.

Baca juga: Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas

Pada saat memakai Linto Baro mengenakan baje meukasah (baju jas leher tertutup), cekak musang (jas yang dilengkapi celana panjang), kain sarung (ija lamgugap).

Kemudian sebilah rencong atau siwah, meukeu top (bagian kepala ditutupi kopiah yang populer), tengkulok atau tompok.

  • Daro Baro

Daro Baro merupakan pakaian adat tradisional yang perempuan di Aceh.

Pada pakaian Daro Baro terdiri dari baju kurung berlengan panjang, celana cekak musang dan sarung (ija pinggang), dan perhiasan.

Desain pada pakaian adat perempuan dipengaruhi oleh budaya dari Melayu, Arab, dan China. Sehingga pakaian adat tersebut tampak longgar.

 Prosesi antar pengantin  pria (linto baro) ke rumah penganti wanita (dara baro) di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat ditampilkan atraksi mobil pengantar pengantin pria ditarik dengan menggunakan gigi. Minggu (08/07/18). Mobil pengantin ditarik sekitar 100 meter dari jalan saat menuju rumah pengantin oleh Ampon Bintang ahli sulap dan ilmu kebal.RAJAUMAR/KOMPAS.COM Prosesi antar pengantin pria (linto baro) ke rumah penganti wanita (dara baro) di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat ditampilkan atraksi mobil pengantar pengantin pria ditarik dengan menggunakan gigi. Minggu (08/07/18). Mobil pengantin ditarik sekitar 100 meter dari jalan saat menuju rumah pengantin oleh Ampon Bintang ahli sulap dan ilmu kebal.
Bahan dan perhiasan pakaian adat Aceh

Dikutip dari buku Aceh, Rakyat, dan Adat Istiadatnya terjemahan dari De Atjehers oleh Sutan Maimoen (1996) karya Snouck Hurgronje, pada mulanya bahan dasar yang dipergunakan untuk membuat pakaian sangat ditentukan oleh lingkungan alam di mana manusia hidup, misalnya dari kulit binatang dan kulit kayu atau bombas (kulet kayee).

Baca juga: Tari Lenggo, Tarian Klasik NTB

Bahan baku yang dipakai dalam membuat pakaian adat tersebut adalah bahan baku kain-kain yang ditenun sendiri baik dari bahan sutera maupun dari bahan kapas dengan ragam hias berbagai motif.

Di mana dengan komponen baju lengan panjang (bajee panyang sapai) berkerah China, warna polos dengan perhiasan ayeuem bajee atau taloe jeuem (tali jam).

Emas yang disematkan antara kancing kedua dari atas dan kantong baju dilengkapi dengan bungkoih ranub atau ija seumadah yang disematkan di bahu kanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com