Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Sekapur Sirih, Tari Penyambutan Tamu Khas Jambi

Kompas.com - 10/02/2021, 15:15 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Tari Sekapur Sirih adalah tarian yang menggambarkan tarian selamat datang tamu-tamu besar atau terhomat.

Tahukah kamu tari Sekapur Sirih berasal dari daerah mana?

Tari Sekapur Sirih merupakan salah satu tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi.

Bahkan menyebar diberbagai daerah di Indonesia dan negara lain seperti, Kepulauan Riau, Riau hingga Malaysia.

Dikutip dari buku Yuk, Mengenal Tari Daerah 34 Provinsi di Indonesia (2017), tari Sekapur Sirih merupakan tari tradisional dari daerah Jambi. Tari Sekapur Sirih menggambarkan mengenai ketulusan masyarakat setempat dalam menyambut tamu.

Di mana tarian tradisional tersebut mengungkapkan ketulusan, sopan santun, serta keramah tamahan.

Dalam menari, penari Sekapur Sirih menggunakan pakaian adat dengan diiringi alunan musik pengiring.

Baca juga: Tari Jaipong, Tari Tradisional Jawa Barat

Para penari menari dengan gerakan yang lemah lembut dan membawa cerano sebagai tanda persembahan. Tari Sekapur Sirih salah satu tarian tradisional yang terkenal di daerah Jambi. 

Sejarah tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih pertama kali diperkenalkan di masyarakat pada 1962. Tari tersebut diciptakan oleh seniman Jambi bernama Firdaus Chatap.

Awalnya, tari Sekapur Sirih merupakan gerakan dasar. Kemudian tarian tersebut dikembangkan oleh beberapa seniman dengan diiringi musik dan lagu.

Dari pengembangan tersebut membuat tari Sekapur Sirih menarik perhatian masyarakat luas atau tamu yang menyaksikan.

Baca juga: Tari Topeng Cirebon

Makna tari Sekapur Sirih

Fungsi tari sekapur Sirih difungsikan sebagai tarian selamat datang untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke Jambi.

Tari tradisional khas Jambi juga diartikan sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat daerah Jambi ketika menyambut tamu yang datang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com