Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Jaipong, Tari Tradisional Jawa Barat

Kompas.com - 09/02/2021, 16:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Jaipong merupakan salah satu tari tradisional yang populer di Jawa Barat bahkan Indonesia.

Tari Jaipong salah satu indentitas kesenian dari Jawa Barat. Di mana sering dipentaskan dalam berbagai acara penyambutan tamu dari negara asing yang mengunjungi Jawa Barat atau untuk misi-misi kesenian ke luar negeri.

Dilansir dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tari Jaipong diciptakan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara.

Jaipong diciptakan sekitar tahun 1960-an oleh Gugun Gumilar dan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

Salah satu kesenian rakyat yang menjadi perhatian adalah Ketuk Tilu.

Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincit dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.

Baca juga: Tari Topeng Cirebon

Sejarah tari Jaipong

Sebelum tari Jaipong muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan tersebut.

Di perkotaan Priangan misalnya pada masyarakt elite, tari pergaulan dipengaruhi dansa ball room dari barat. Sementara pada kesenian rakyat, tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal.

Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tidak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran.

Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tapi untuk hiburan atau cara bergaul.

Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran, misalnya pada tari Ketuk Tilu yang dikenal masyarakat Sunda yang diperkirakan populer sekitar tahun 1916.

Tari Ketuk Tilu hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong.

Baca juga: Tari Muang Sangkal, Tari Tradisional Madura

Untuk gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Dikutip dari buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara (2012) karya Resi Septiana Dewi, dengan memudarnya kesenian rakyat, kemudian mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu atau Doger atau Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang).

Dikenal dengan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya yakni Ketuk Tilu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com