Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Mbaru Niang, Rumah Adat di Kampung Wae Rebo NTT

Kompas.com - 26/01/2021, 20:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), rumah Mbaru niang disangga oleh tiang-tiang penyangga rumah yang terdiri dari dua jenis, yaitu hiri ngaung dan hiri mehe (tiang utama).

Kedua tiang tersebut memiliki fungsi berbeda, yaitu hiri ngaung berfungsi untuk menanggung beban lantai dasar, sedangkan hiri mehe berfungsi sebagai tiang utama penyangga beban bangunan.

Baca juga: Sejarah Kota Surabaya

Seluruh tiang penyangga ditancapkan ke tanah dan dilapisi ijuk serta plastik agar tidak cepat lapuk.

Perbedaan antara keduanya adalah hiri ngaung ditancapkan dengan kedalaman minimal 80 cm dan di bagian bawahnya diberi umpak batu, sedangkan hiri mehe kedalamannya minimal 100 cm.

Dalam satu mbaru niang, hiri mehe biasanya berjumlah sembilan, sedangkan hiri ngaung berjumlah sekitar 42.

Oleh masyarakat sekitar, sembilan hiri mehe melambangkan jumlah bulan ketika seorang ibu mengandung.

Setiap mbaru niang memiliki tinggi kolong (ngaung) sekitar 1 m dan biasanya digunakan untuk menenun, meletakkan kayu atau barang lainnya, serta memelihara ternak.

Keberadaan rumah Mbaru Niang di Wae Rebo tidak berubah sejak Kampung Wae Rebo didirikan.

Tujuh mbaru niang tersebut terdiri dari satu mbaru gendang (rumah yang dipakai untuk menyimpan gendang serta pusaka milik Kampung Wae Rebo) serta enam niang gena (rumah biasa sebagai tempat tinggal).

Baca juga: Sejarah Munculnya Bendera

Enam niang gena itu diberi nama Niang Gena Maro, Niang Gena Jintam, Niang Gena Pirung, Niang Gena Ndorom, Niang Gena Jekong, dan Niang Gena Mandok.

Ketujuh Mbaru Niang tersebut dibangun menghadap selatan dan membentuk pola setengah lingkaran.

Pola tersebut memiliki makna yang dalam, yaitu menjaga agar antara rumah satu dengan rumah yang lainnya tidak ada yang saling membelakangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com