Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa yang Mengawali Pengakuan Kedaulatan oleh Belanda

Kompas.com - 26/12/2020, 17:17 WIB
Gama Prabowo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda diperoleh melalui serangkaian peristiwa yang saling berhubungan antara satu dan yang lainnya.

Secara garis besar, peristiwa yang mengawali pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda adalah Agresi Militer Belanda 2, perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.

Agresi Militer Belanda 2

Pada tanggal 18 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda 2 untuk menduduki kota Yogyakarta dan menangkap seluruh pemimpin-pemimpin Repubilk Indonesia. Agresi Militer Belanda 2 berlangsung secara cepat dan menuai keberhasilan yang diidamkan oleh Belanda.

Keputusan Belanda untuk melakukan Agresi Militer Belanda 2 menimbulkan kecaman dari dunia internasional.

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Dewan Keamanan PBB merasa tersinggung oleh keputusan Belanda untuk mengadakan agresi militer terhadap Indonesia.

Pada 22 Desember 1948, Amerika Serikat juga memberhentikan semua bantuan ekonomi terhadap Belanda.

Baca juga: Agresi Militer Belanda II

Perjanjian Roem-Royen

Pada 31 Desember 1948, Dewan Keamanan PBB meenghimbau Belanda dan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata dan menyelesaikan sengketa melalui perundingan damai. Namun, himbauan Dewan Keamanan PBB tidak dihiraukan oleh pemerintah Belanda.

Pada 28 Januari, PBB memerintahkan Belanda untuk membebaskan pemimpin Indonesia dan membentuk suatu pemerintahan sementara untuk Indonesia. Selain itu, PBB juga menuntut kepada Belanda untuk menyerahkan kedaulatan secara penuh sebelum 1 Juli 1950.

Pada perkembangannya, Belanda bersedia untuk memenuhi tuntutan PBB namun dengan syarat bahwa Indonesia harus bersedia mengadakan perundingan pendahuluan sebelum pengakuan kedaulatan.

Pada 14 April 1949, diselenggarakan perundingan di Jakarta dibawah pimpinan Merle Corhan (Amerika Serikat). Tim delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh H.J van Royyen.

Perundingan tersebut berlangsung hingga 7 Mei 1949 dan menghasilkan penandatanganan perjanjian Roem-Royen. Berikut merupakan isi perjanjian Roem-Royen :

  • Indonesia dan Belanda bersedia untuk menghentikan operasi militer
  • Indonesia bersedia untuk mengikuti perundingan KMB di Den Haag, Belanda.
  • Belanda menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta
  • Belanda menyetujui RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat

Baca juga: Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Konferensi Meja Bundar

Setelah penandatangan perjanjian Roem-Royyen, Indonesia dan Belanda kembali melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Dilansir dari situs Kemdikbud, KMB berlangsung pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Indonesia mengirimkan tim delegasi yang dipimpin langsung oleh Moh.Hatta.

Dalam KMB, Belanda bersedia untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara penuh. Selain itu, Indonesia sepakat untuk membentuk suatu Uni Personal dengan kerajaan Belanda.

Pada akhirnya, perjuangan Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan dari dunia Internasional berakhir setelah penandatanganan KMB dan penyerahan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com