KOMPAS.com - Orang tidak akan belajar sejarah jika tidak ada manfaat atau gunanya. Sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan sepanjang waktu dan cukup menjadi buktu bahwa sejarah itu perlu.
Dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah (2005) kartya Kuntowijoyo, manfaat sejarah dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara intrinsik dan ekstrinsik.
Berikut penjelasannya:
Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai pengetahuan. Ada empat manfaat sejarah secara intrinsik, sebagai berikut:
Sejarah adalah suatu ilmu yang terbuka untuk mengetahui kehidupan di masa lampau. Sebagai sebuah ilmu, maka dalam melakukan penulisan sejarah harus digunakan prinsip-prinsip umum yang diakui kebenarannya secara universal.
Baca juga: Pentingnya Belajar Sejarah
Sebagai ilmu, sejarah apat dikembangkan dengan berbagai cara, yaitu:
Bersama dengan mitos, sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau. Bangsa yang belum mengenal lisan mengandalkan mitos dan yang sudah mengenal tulisan mengandalkan sejarah.
Ada dua sikap terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya, yaitu:
Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat. Di sini terdapat dua aliran, yaitu:
Tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalamprofesi kesejarahan. Namun, semua tempat tentu saja memerlukanorang yang dapat menulis sejarah.
Baca juga: Pengertian Sejarah
Sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mempersiapkan seseorang. Supaya mereka siap secara filosofis, tidak hanya untuk pendidikan semata.
Secara umum sejarah memiliki manfaat pendidikan yang terbagi menjadi delapan, yaitu:
Sejarah yang diajarkan melalui pelajaran pada masyarakat memiliki maksud agar Pancasila menjadi tolok ukur benar dan salah, baik dan buruk, berhak dan tidak, merdeka dan terjajah, serta cinta dan benci.
Pendidikan mental yang dimaksud seperti berani dan takut. Pergerakan Nasional yang terjadi di Indonesia memberi contoh tentang benar dan salah, baik dan buruk, cinta dan benci, serta merdeka dan terjajah.
Seseorang yang belajar sejarah tidak akan berpikir monokausal, pikiran yang menyatakan bahwa sebab terjadinya peristiwa hanya satu.
Baca juga: Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah