Spanyol datang ke Maluku pada 1521 dan menjadikan Kerajaan Tidore menjadinya sekutunya.
Kedatangan mereka ke Maluku ingin menguasai dan memonopoli perdagangan rempah rempah di Maluku.
Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), latar belakang terbentuknya Uli Lima dan Uli Siwa adalah persaingan antara dua kerajaan besar, yaitu Ternate dan Tidore.
Persekutuan tersebut muncul akibat kemajuan dan persaingan dua kerajaan. Kekuatan asing yang terlibat dalam pertentangan itu karena keinginan besar untuk menguasai sumber rempah-rempah.
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah (memerintah 1570 –1583).
Sementara Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku (memerintah 1797–1805).
Baca juga: Lada, Rajanya Rempah-rempah Dunia Ada di Indonesia
Sumber rempah-rempah di Ternate dan Tidore mendorong para pedagang asing untuk datang ke kepulauan Maluku.
Kerajaan Ternate dan Tidore banyak disinggahi oleh para pedagang baik asing maupun nusantara seperti dari Jawa, Malaka, Cina, Arab, Persia, dan Turki.
Melalui rute perdagangan juga mulai masuk dan berkembangnya agama islam, seperti di Ambon, Ternate, dan Tidore.
Keadaan seperti itu, telah memengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.