Tapi industri tekstil tidak bisa dihidupkan kembali. Karena suplai kapas berkurang. Pada masa itu, Jepang membagi dua industri.
Pertama industri yang berguna langsung untuk perang, seperti pabrik mesin, paku, kawat, dan baja pelapis granat.
Kedua adalah barang-barang yang menyangkut kebutuhan rakyat.
Jepang tetap mempergunakan mata uang gulden yang merupakan peninggalan Belanda. Tujuan tersebut untuk menjaga harga barang tetap stabil.
Beberapa bank milik Belanda dilikuidasi dan diganti dengan bank Jepang, seperti Yokohama Ginko, Mitsui Ginko, dan Kana Ginko.
Baca juga: Sambutan Rakyat Indonesia terhadap Jepang
Salah satu bank, yakni Nanpo Kaihatsu Ginko melanjutkan tugas tentara Jepang dalam mengedarkan invansion money.
Invansion money kemudian dicetak mulai dari satu hingga sepuluh gulden. Itu untuk mengganti uang Belanda.
Selama pendudukan, Jepang juga menarik pajak yang tinggi mencapai 70 hingga 35 kali lipat dari pajak sebelumnya bagi keturunan Eropa dan Tionghoa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.