Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Saat Hujan Mengeluarkan Aroma?

Kompas.com - 29/03/2020, 17:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Kamu pastinya merasakan aroma segar dan wangi setelah hujan turun mengenai tanah.

Aroma itu disebut petrichor. Petrichor berasal dari Yunani, petros yang artinya batu dan ichor dengan arti cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa.

Tahukah kamu mengapa air hujan yang menyentuh tanah mengeluarkan aroma?

Dikutip National Geographic, istilah petrichor pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan
Isabel Joy Bear dan Roderick G. Thomas lewat artikel berjudul Nature of gillaceous Odour
pada 1964.

Menurut para peneliti ada peran zat kimia yang membuat aroma hujan begitu menarik setelah cuaca kering yang panjang.

Aroma khas petrichor yang bersatu antara air hujan dan tanah. Di mana diproduksi oleh bakteri.

Baca juga: Proses Terjadinya Hujan

Makhluk tersebut berlimpah di tanah. "Ketika kamu mencium aroma tanah basah, sebenarnya itu berasal dari molekul yang diproduksi oleh jenis bakteri tertentu", ujar Profesir Mark Buttner, Kepala Mikrobiologi Molekuler di John Innes Centre.

Molekul yang dimaksud itu adalah geosmin. Di mana yang diproduksi oleh bakteri treptomyces yang hidupnya di tanah yang kerap digunakan untuk membuat antibiotik komersial.

Air hujan yang jatuh ke tanah, melepaskan geosmin ke udara. Jumlahnya akan semakin berlimpah saat hujan.

Para peneliti juga menunjukan bahwa geosmin berkaitan dengan sumber wangi pada beberapa tumbuhan. Bahan kimia dari tumbuhan yang menimbulkan aroma, diproduksi dari hujan.

Hujan yang turun kemudian melepaskan senyawa tersebut. Ibaratnya, seperti ketika kita membelah tanaman kering menjadi dua. Wangi asli darinya pasti akan tercium lebih kuat.

Dilansir Live Science, sebelum menyentuh tanah, hujan hanyalah air tidak berbau.

Tetapi setelah tetesan air hujan menghantam tanah dan berinteraksi dengan kotoran, maka aroma hujan yang segar dan wangi dikeluarkan.

Baca juga: Ke Mana Kupu-kupu Pergi Saat Hujan?

Sekarang para ilmuwan berpikir telah mengidentifikasi mekanisme tepat yang melepaskan aroma air hujan ke lingkungan.

Beberapa tanaman mengeluarkan minyak selama periode kering. Saat hujan, minyak tersebut dilepaskan ke udara.

Reaksi kedua yang menciptakan petrichor terjadi ketika bahan kimia yang diproduksi oleh bakteri penghuni tanah yang dikenal sebagai actinomycetes dilepaskan.

Senyawa aromatik tersebut bergabung untuk menciptakan aroma petrichor yang menyenangkan ketika hujan menyentuh tanah.

Aroma lain

Aroma lain yang terkait dengan hujan adalah ozon. Selama terjadi badai, petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.

Mereka bergiliran dapat bergabung kembali menjadi oksida nitrat. Zat tersebut berinteraksi dengan bahan kimia lain di atmosfer untuk membentuk ozon yang memiliki bau tajam yang mengingatkan pada klorin.

Baca juga: Kenapa Banyak Cacing Keluar Setelah Hujan?

Ketika seseorang mengatakan dapat mencium bau hujan. Mungkin angin dari badai yang mendekat telah membawa ozon turun dari awan dan lubang hidung orang tersebut.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), hujan merupakan curah hujan dari tetesan air dengan diameter lebih besar dari 0,5 milimeter (0,02 inci). Ketika tetesan lebih kecil disebut gerimis.

Konsentrasi titik hujan biasanya berkisar antara 100 hingga 1.000 per kubik m (3 hingga 30 per kaki kubik), tetesan gerimis biasanya lebih banyak.

Rintik hujan jarang memiliki diameter lebih besar dari 4 milimeter, ketika ukurannya bertambah maka akan pecah.

Ahli meteorologi mengklasifikasikan hujan berdasarkan tingkat jatuhnya.

Laju per jam terkait dengan hujan ringan, sedang, dan berat, masing-masing, kurang dari 2,5 milimeter, 2,8 hingga 7,6 milimeter, dan lebih dari 7,6 milimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com