Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempoa: Alat Hitung Paling Kuno

Kompas.com - 29/03/2020, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Sempoa adalah perangkat penghitung yang dikenal paling kuno.

Sempoa masih sering digunakan dari masa ke masa di beberapa negara.

Dalam buku The Book of Origins (2007) karya Trevor Homer, sempoa sebagai peralatan yang digunakan untuk penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara mekanis.

Dengan sempoa, maka perhitungan tidak membutuhkan pensil dan kertas.

Sempoa biasanya digunakan untuk bilangan dasar apa pun, tetapi biasanya dalam per sepuluh.

Ada dua bentuk sempoa, yaitu menggunakan alat bantu pada sebuah papan dengan tanda khusus dan yang satu menggunakan manik-manik yang diutas pada kawat kemudian dipasang pada sebuah bingkai.

Baca juga: Mengapa Tikus Sering Jadi Percobaan Medis?

Kata sempoa adalah bahasa latin, diambil dari bahasa Yunani abax artinya permukaan datar.

Diduga sempoa diciptakan oleh bangsa Babilonia dan sudah digunakan sejak tahun 2.400 Sebelum Masehi.

Karena papan tersebut sering dibuat dari bahan yang memburuk dari masa ke masa, hanya sedikit yang ditemukan.

Papan penghitung paling tua yang bisa diselamatkan disebut Tablet Salamis, Yunani pada 1899.

Penggunaan sempoa juga menyebar dari Yunani dan Roma ke China, kemudian ke Jepang dan Rusia.

Suanpan, sempoa di Chinashutterstock Suanpan, sempoa di China
Suanpan

Dilansir dari Encyclopedia, sempoa di China biasa disebut "suanpan". Aturan penggunaannya muncul pada abad ke-13.

Baca juga: Sejarah Kastil: Asal Mula dan Alasan Dibangun

Suanpan terdiri dari dua deck, atas dan bawah, dipisahkan ileh pembagi.

Dek atas memiliki dua manik-manik di setiap kolomnya. Masing-masing dari dua manik di kolom atas bernilai 5. Sedangkan setiap manik di dek bawah dan bernilai satu.

Sempoa kemudian dapat dibaca seakan-akan Anda membaca nomor.

Manik-manik dipindahkan ke balok tengah untuk menunjukkan angka yang berbeda.

Misalnya, jika tiga manik-manik dari dek bawah di kolom yang telah dipindahkan ke tengah, sempoa menunjukkan angka tiga.

Jika satu manik dari dek atas dan tiga manik-manik dari dek bawah dipindahkan ke tengah, ini sama dengan delapan, karena manik dek atas bernilai lima.

Baca juga: Letusan Gunung Berapi

Soroban, sempoa di Jepangshutterstock Soroban, sempoa di Jepang
Soroban

Sempoa di Jepang disebut "soroban". Meskipun tidak digunakan secara luas hingga abad ke-117, beberapa orang tetap menggunakannya hingga sekarang.

Siswa Jepang pertama kali mempelajari sempoa pada masa remaja, bahkan mereka harus sekolah khusus sempoa.

Kontes sempoa pun juga dihadirkan antara pengguna soroban dan kalkulator modern. Dan paling sering soroban menang dalam kontes.

Orang yang terampil biasanya lebih cepat menghitung dengan soroban, dibandingkan kalkulator.

Soroban memiliki perbedaan sedikit dengan sempoa China. Di mana soroban hanya memiliki satu baris manik-manik di dek atas.

Sedangkan di dek bawah hanya ada empat manik-manik. Manik-manik tersebut memiliki nilai yang sama dengan sempoa China.

Sebagai contoh, pada suanpan angka 10 ditunjukkan dengan memindahkan dua manik-manik di dek atas atau hanya satu manik di dek atas kolom puluhan.

Di soroban, angka 10 ditunjukkan hanya di kolom puluhan.

Sempoa dari Rusiashutterstock Sempoa dari Rusia
Schoty

Sempoa di Rusiaa disebut "schoty". Mulai digunakan pada 1.600-an. Skotnya berbeda dengan sempoa lain karena tidak dibagi menjadi beberapa dek.

Manik-manik pada schoty bergerak pada kabel horizontal dan bukan vertikal.

Baca juga: Mengapa Kucing Takut Mentimun?

Setiap kawat memiliki sepuluh manik-manik dan setiap manik bernilai satu dikolom satuan, 10 di kolom puluhan, dan sebagainya.

Schoty juga memiliki kawat untuk seperempat rubel, mata uang Rusia.

Dua manik-manik tengah di setiap baris berwarna gelap.

Skot menunjukkan angka nol ketika semua manik-manik dipindahkan ke kanan.

Manik-manik dipindahkan dari kiri ke kanan untuk menunjukkan angka dan skot masih digunakan di zaman modern.

Sempoa vs kalkulator

Pada akhir 1946, seorang pejabat pos Jepang sangat terampil dalam menggunakan soroban dan mengikuti sebuah kontes dengan seorang tentara Amerika.

Kontes tersebut untuk menambah, mengurangi, dan mengalikan angka.

Orang Amerika menggunakan kalkulator paling modern. Dalam empat dari lima kontes, pejabat Jepang dengan soroban lebih cepat. Dirinya hanya dikalahkan dalam masalah multiplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com