KOMPAS.com - Dalam setiap masyarakat, pastinya terdapat perbedaan antar individu maupun kelompok. Itu merupakan fenomena sosial umum yang bersifat horizontal dan vertikal. Perbedaan tersebut dalam sosiologi dikenal stratifikasi sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), stratifikasi sosial adalah perhatian yang paling mengikat dan sentral dari sosiologi.
Perubahan dalam studi stratifikasi sosial mencerminkan tren di seluruh disiplin ilmu.
Para pendiri sosiologi, Maximilian Weber berpikir bahwa Amerika Serikat tidak sama seperti Eropa. Di mana tanpa kelas dengan tingkat mobilitas ke atas yang tinggi.
Baca juga: Kisah Warga Italia Saat Lockdown, dari Interaksi Sosial menjadi Virtual
Tapi selama depresi hebat, Robert dan Helen Lynd dalam studi Middletown (1937) mendokumentasikan kesenjangan yang mendalam antara kelas pekerja dan kelas bisnis di semua bidang kehidupan masyarakat.
Akibatnya sistem stratifikasi sosial muncul istilah kelas sosial atas, menengah, dan bawah.
Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati Pattinasarany, terminologi stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang berati lapisan dan socius yang berarti masyarakat.
Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu-individu dalam masyarakat.
Pengertian stratifikasi sosial dapat pula berupa pengelompokan masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi atau politik dalam lapisan-lapisan yang jenjang.
Dasar pembeda antar satu posisi sosial dengan posisi sosial lainnya berupa perbedaan ekonomi, kekayaan, status sosial, pekerjaan, kekuasaan, dan sebagainya.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), segala sesuatu yang dapat dijadikan dasar stratifikasi sosial jika sesuatu dianggap bernilai atau berharga dibandingkan dengan yang lain.
Stratifikasi sosial dapat terbentuk berdasarkan kekayaan (ekonomi), pendidikan, kekuasaan, atau keturunan.
Baca juga: BPN: Kesenjangan Sosial Hanya Bisa Dikurangi Jika Pemerintahnya Punya Uang
Masyarakat masih lebih menghargai orang yang memiliki kekayaan berlimpah daripada orang yang tidak memiliki kekayaan sama sekali.
Jika itu terjadi maka dasar stratifikasi sosial adalah kekayaan atau ekonomi. Stratifikasi seperti disebut kelas sosial.