Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perjalanan Sensus Penduduk di Indonesia

Kompas.com - 01/03/2020, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Sumber BPS

KOMPAS.com - Dalam sensus penduduk terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu sensus, survei, dan registrasi.

Pengumpulan data dengan metode sensus adalah pencacahan secacara menyeluruh terhadap penduduk yang ada di suatu daerah pada waktu tertentu.

Kali ini, Sensus Penduduk 2020 kembali dilakukan. Bedanya, pada metode sensus penduduk, pemerintah menambahkan metode baru, yaitu pengumpulan data dengan cara online.

Kegiatan sensus penduduk di Indonesia ternyata sudah dilakukan bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Dalam jurnal Sensus Penduduk di Indonesia: Populasi (2000) karya Tukiran, pelaksanaan sensus penduduk (SP) di Indonesia dapat dibedakan dalam dua periode, yakni sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan.

Sejarah perjalanan sensus penduduk Indonesia

Tahukah kamu mengenai perjalanan sensus penduduk di Indonesia?

Sensus penduduk yang pertama kali diadakan di Indonesia sebelum kemerdekaan pada tahun 1815 dan selama 1815-1930. Selama 115 tahun tersebut, sudah dilakukan sebanyak 10 kali sensus penduduk.

Baca juga: Cara Sensus Penduduk 2020 Secara Online

Dari 10 kegiatan sensus penduduk, hanya tiga periode yang pelaksanaannya dinilai baik, yaitu pada tahun 1905, 1920, dan 1930.

Dari ketiga periode ini, hanya SP 1930 yang kualitas datanya cukup baik dan banyak digunakan sebagai referensi dalam analisis kependudukan di Indonesia.

Pelaksanaan SP 1930 dipercayakan kepada Biro Pusay Statistik yang didirikan pada 1925.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) sensus penduduk dilakukan pada tingkat lokal, tetapi semua dokumen hasil sensus penduduk ini hilang, kecualiu Provinsi Kalimantan Barat dan Pulau Lombok.

Setelah Indonesia merdeka, telah dilaksanakan sensus penduduk sebanyak enam kali, yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. SP 2020 menjadi pelaksanaan sensus penduduk ke tujuh.

Berikut jadwal pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia:

  1. SP 1961 dilaksananakan Oktober 1961
  2. SP 1971 dilaksanakan 20 September sampai 4 Oktober 1971
  3. SP 1980 dilaksanakan 20 September sampai 30 Oktober 1980
  4. SP 1990 dilaksanakan 15 September sampai 31 Oktober 1990
  5. SP 2000 dilaksanakan 1-30 Juni 2000
  6. SP 2010 dilaksanakan 1 Mei sampai 30 Juni 2010
  7. SP 2020 dilaksanakan 15 Februari sampai 31 Maret 2020 untuk online dan 1-31 Juli 2020 untuk wawancara

Baca juga: Pengertian Sensus Penduduk dan Data Sensus Indonesia

Cakupan wilayah

Setelah kemerdekaan, cakupan wilayah dalam pelaksanaan sensus penduduk berbeda-beda, sebagai berikut:

Sensus penduduk 1961

SP 1961 merupakan sensus pertama kali setelah Indonesia merdeka. Namun, saat itu Irian Jaya (dulunya Irian Barat) dan Timor-Timur belum bergabung dengan Indonesia.

Sehingga kedua wilayah tersebut belum masuk dalam SP 1961. Hal yang sama untuk wilayah terpencil, pulau kecil yang tak bisa dijangkau, serta beberapa suku terasing juga tidak masuk.

Kendala transportasi, komunikasi, dan keamana di daerah yang masih terisolasi menjadi sulit untuk dilaksanakannya sensus penduduk.

Hal itu membuat hasil SP 1961 belum bisa dikatakan sebagai cerminan wilayah Indonesia.

Sensus penduduk 1971

Cakupan pada SP 1971 sudah semakin besar, terlebih setelah bergabungnya wilayah Irian Jaya serta perkembangan transportasi dan komunikasi.

Khusus di Provinsi Irian Jaya, karena pertimbangan keamanan dan keterjangkauan wilayah hanya dilakukan pencacahan di daerah perkotaan.

Baca juga: Jumlah Penduduk Indonesia 2020

Sensus penduduk 1980

Cakupan wilayah pencacahan di SP 1980 semakin meluas, karena mencakup seluruh Provinsi Irian Jaya baik kota maupun desa, serta bergabungnya Provinsi Timor-Timur khusunya daerah yang aman.

Sensus Penduduk 1990

Sensus penduduk ke empat, yakni 1990 merupakan salah satu pencacahan penduduk dengan cakupan wilayah paling luas dan lengkap.

Hampir semua daerah terpencil, suku terasing, pulau kecil, Irian Jaya, dan Timor-Timur dapat dilakukan pencacahan.

Sensus Penduduk 2000 dan 2010

Pada SP 2020 yang dikenal sebagai abad milenium, cakupan wilayah pencacahan di Indonesia tidak lengkap seperti tahun sebelumnya.

Hal ini karena Provinsi Timor-Timur memutuskan untuk terpisah dengan Indonesia. Penduduk Timor-Timur yang mengungsi ke wilayah Indonesia sebagai migran terpaksa tidak diketahui jumlahnya.

Adanya berbagai masalah yang dihadapi dalam hal cakupan wilayah, memberikan indikasi bahwa penggunaan data SP 2000 harus berhatyi-hati karena ada pemisahan Timor Timur. Sehingga perlu ada revisi penyusutan wilayah di Indonesia.

Selanjutnya pada SP 2010 cakupan wilayahnya sudah menggunakan data dengan adanya wilayah Timor-Timur dengan Indonesia dan lebih mengandalkan kemajuan infrastruktur.

Baca juga: Peran Penduduk dalam Pembangunan Berkelanjutan dan Faktornya

Sensus Penduduk 2020

Dilansir dari Badan Pusat Statistik, pada Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) cukup berbeda dibandingkan sensus penduduk tahun sebelumnya.

Selain meningkatkan infrastruktur untuk menjangkau lokasi yang tertinggal, SP 2020 juga memanfaatkan kemajuan teknologi.

Hal tersebut dengan memberikan sistem atau lama Sensus Penduduk Online atau sensus penduduk mandiri.

Di mana penduduk bisa mengumpulkan data penduduk secara online. SP 2020 dilaksanakan tentu untuk mendapatkan jumlah penduduk sesuai dengan domisili.

Data tersebut akan membantu pemerintah daerah dalam menyusun program-program kependudukan dan sosial. SP 2020 juga menjadi langkah awal pemerintah untuk mewujudkan satu data kependudukan Indonesia.

Cakupan wilayah dalam SP 2020 adalah seluruh wilayah Indonesia termasuk perwakilan Republik Indonesia yang ada di luar negeri atau teritorial Indonesia beserta keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com