Sehingga Pandu Rakyat bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.
Baca juga: Organisasi Kerja Sama Islam (OKI): Sejarah, Tujuan, dan Anggota
Pada perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Namun, jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan.
Selain itu masih ada rasa golongan yang tinggi, sehingga membuat Parkindo menjadi lemah.
Untuk mencegah hal itu, Presiden atau Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia.
Seluruh organisasi kepanduan yang ada, dileburkan menjadi satu dengan nama Pramuka.
Presiden menunjuk panitia terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono.
Gerakan Pramuka tersebut diawali dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan, yaitu: