Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Pelayar China di Natuna

Kompas.com - 23/02/2020, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Pulau Natuna ternyata menyimpan cukup banyak benda-benda kuno, salah satunya keramik.

Keramik-keramik yang ditemukan tersebut memiliki corak khas China yang kemungkinan pada saat itu dibawa oleh pelaut China.

Hal tersebut memperlihatkan bahwa Pulau Natuna yang kecil tersebut sudah diperhatikan oleh para pelaut di Asia, termasuk China.

Pada abad ke-5 Masehi, orang-orang China sudah memulai perjalanannya dengan berlayar. Dalam jurnal Arkeologi Natuna: Koridor Maritim di Perairan Laut Cina Selatan (2014) karya Sonny C Wibowo, pelayaran orang China sampai ke Nusantara pada masa Dinasti Tang abad ke-7 Masehi.

Tahukah kamu, kapan tepatnya Nusantara menjalin hubungan dengan China?

Di mana hubungan kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan daratan China sudah terjalin. Bahkan selama pertumbuhan dan perkembangan Sriwijaya sudah melakukan kegiatan niaga jarak jauh.

Pada abad ke-10 hingga 13, Kerajaan Sriwijaya yang letaknya di Sumatera juga mengirimkan lebih dari dua puluh miosi perniagaan ke China.

Baca juga: Sejarah Konflik Natuna dan Upaya Indonesia

Pada buku Direction for Sailing to and from The East Indies, China, New Holland, Cape of Good Hope, and The Interjacent Ports (2014) karya James H dicatatkan kemungkinan juga saat itu pelaut China tidak berlayar menggunakan kapalnya, melainkan milik India.

Para pelaut China menggunakan jalur Samudra Selatan dengan menempuh waktu selama kurang lebih dua bulan untuk sampai ke Nusantara. Waktu itu ditempuh dengan cuaca dan angin yang bagus selama berlayar.

Dalam catatan Dinasti Sung yang dikumpulkan Groeneveldt, Natuna menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi China meski pusat kegiatan di Jawa.

Natuna termasuk dalam jalur perjalanan pelaut China yang ada di Nusantara.

Kebanyakan dari mereka menjadikan Natuna sebagai tempat singgah. Baik pedagang yang akan ke Sumatera, Kalimantan, maupun Semenanjung Malaya.

Keramik yang ditemukan di pesisir pantai Teluk Butonkemdikbud.go.id Keramik yang ditemukan di pesisir pantai Teluk Buton
Rekam jejak di Natuna

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pulau Bungaran yang ada di Natuna menjadi tempat singgah kapal-kapal yang akan masuk ke Sriwijaya dari Laut China Selatan.

Dengan aktivitas perniagaan yang tinggi, membuat banyak bangsa asing yang masuk ke Kepulauan Riau, termasuk Natuna.

Baca juga: Kekayaan dan Potensi Natuna

Peningalan yang bisa dijadikan bukti rekam jejak di Natuna adalah adanya arkeologis benda-benda kuno di sekitar kepulauan Natuna.

Dalam laporan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2015 mengumpulkan banyak peninggalan beruipa keramik, kain logam, tembikar, dan lain-lainnya.

Kebanyakan peninggalan yang ditemukan kebanyakan dari China Daratan, mulai dari masa Ching, Ming, Yuan, bahkan Song.

Temuan tersebut menjadi bukti bahwa Pulau Natuna dan sekitarnya telah dihuni oleh beberapa bangsa, terkait dengan perniagaan global, posisi, dan potensinya berada di persimpangan.

Meski menjadi pulau yang kecil, ternyata Pulau Natuna menjadi cukup potensial dan sudah diperhatikan oleh pelaut Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com