Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencemaran Tanah: Dampak dan Solusi

Kompas.com - 16/01/2020, 18:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

  • Sebabkan polusi udara

Tempat pembuangan sampah di kota semakin penuh karena peningkatan limbah sehingga menyebabkan bau tidak sedap. Pembakaran sampah dan limbah berakibat terjadinya polusi udara.

Tempat pembuangan sampah juga menjadi rumah bagi hewan hama seperti tikus yang dapat menularkan penyakit ke manusia.

Baca juga: Polusi Udara Merusak Mata, Benarkah?

  • Dampak negatif pada satwa liar

Mengganggu keharmonisan tanah berarti mengganggu habitat hewan-hewan dan tanaman yang menyebabkan makhluk hidup nyaris punah.

Tanah tercemar mengakibatkan hewan-hewan terpaksa menjauh ke wilayah baru untuk mencari makan dan tempat berlindung. Hewan-hewan menghadapi risiko mati bila tidak berhasil menyesuaikan diri. Akibatnya beberapa spesies berada di ambang kepunahan.

Pembuangan bahan kimia di darat juga berbahaya bagi ekosistem sebab dapat dikonsumsi hewan dan tanaman sehingga masuk ke dalam ekosistem. Proses ini disebut biomagnifikasi dan merupakan ancaman serius bagi ekologi.

  • Peningkatan risiko kebakaran

Kondisi kering yang diciptakan polutan di tanah justru mempermudah terjadinya kebakaran hutan. Api dapat tumbuh membesar dengan cepat karena kondisi kering dan pelebaran lahan yang tercemar.

  • Mengganggu aktivitas wisata

Sebuah daerah akan kehilangan daya tarik bila tempat pembuangan sampah tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, pemerintah daerah setempat akan kehilangan pendapatan.

Baca juga: Tekan Polusi Udara, Bus Listrik Akan Dominan di Jabodetabek

Solusi pencemaran tanah

Untuk mengurangi pencemaran tanah, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Membuat orang sadar akan konsep Reduce (mengurangi), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).
  2. Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk dalam kegiatan pertanian.
  3. Buang sampah dengan benar dan tidak membuang sampah ke tanah.
  4. Beli produk yang biodegradable.
  5. Lakukan berkebun organik dan makan makanan organik tanpa menggunakan pestisida.
  6. Buang sampah ke tempat pembuangan yang jauh dari area pemukiman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com