Tempat pembuangan sampah di kota semakin penuh karena peningkatan limbah sehingga menyebabkan bau tidak sedap. Pembakaran sampah dan limbah berakibat terjadinya polusi udara.
Tempat pembuangan sampah juga menjadi rumah bagi hewan hama seperti tikus yang dapat menularkan penyakit ke manusia.
Baca juga: Polusi Udara Merusak Mata, Benarkah?
Mengganggu keharmonisan tanah berarti mengganggu habitat hewan-hewan dan tanaman yang menyebabkan makhluk hidup nyaris punah.
Tanah tercemar mengakibatkan hewan-hewan terpaksa menjauh ke wilayah baru untuk mencari makan dan tempat berlindung. Hewan-hewan menghadapi risiko mati bila tidak berhasil menyesuaikan diri. Akibatnya beberapa spesies berada di ambang kepunahan.
Pembuangan bahan kimia di darat juga berbahaya bagi ekosistem sebab dapat dikonsumsi hewan dan tanaman sehingga masuk ke dalam ekosistem. Proses ini disebut biomagnifikasi dan merupakan ancaman serius bagi ekologi.
Kondisi kering yang diciptakan polutan di tanah justru mempermudah terjadinya kebakaran hutan. Api dapat tumbuh membesar dengan cepat karena kondisi kering dan pelebaran lahan yang tercemar.
Sebuah daerah akan kehilangan daya tarik bila tempat pembuangan sampah tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, pemerintah daerah setempat akan kehilangan pendapatan.
Baca juga: Tekan Polusi Udara, Bus Listrik Akan Dominan di Jabodetabek
Untuk mengurangi pencemaran tanah, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain: