Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lempeng Tektonik dan Jenisnya di Indonesia

Kompas.com - 10/01/2020, 06:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Proses lempeng tektonik dapat didorong oleh konveksi mantel bumi, tarikan potongan kerak yang berat ke mantel, atau kombinasi keduanya.

Baca juga: Gempa Bumi Sinabang Aceh Terasa hingga Kabupaten Bener Meriah, Warga Panik

Jenis-jenis batas lempeng

Terdapat tiga jenis batas lempeng yang berbeda cara dalam bergerak. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang ada di permukaan bumi. Tiga lempeng tersebut, yaitu:

  • Batas transform

Terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform.

Gerakan kedua lempeng relatif ke sisi kiri atau kanan. Contohnya lempeng yang bergerak sejajar, namun berlawanan arah.

  • Batas konstruktif

Terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Zona retakan aktif adalah contoh batas konstruktif.

Pada lempeng samudera, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan.

  • Batas konvergen atau destruktif

Terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekat satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak ke bawah.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,0 Guncang Laut Sulawesi, Tak Berpotensi Tsunami 

Tabrakan benua terjadi jika kedua lempeng saling bertemu. Palung laut yang terbentuk biasanya karena zona subduksi.

Di mana potongan lempeng mengandung banyak air, sehingga kandungan air dilepaskan saat pemanasan terjadi dengan mantel. Kemudian terjadi aktivitas vulkanik.

Lempeng-lempeng utama

Terdapat beberapa lempeng tektonik di dunia, yaitu:

  • Lempeng Afrika, meliputi Afrika (lempeng benua)
  • Lempeng Antartika, meliputi Antartika (lempeng benua)
  • Lempeng Australia, meliputi Australia (lempeng benua)
  • Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa (lempeng benua)
  • Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan timur laut Siberia (lempeng benua)
  • Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan (lempeng benua)
  • Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik (lempeng samudera)

Baca juga: Mengenal Tujuh Benua

Kondisi lempeng tektonik di Indonesia

lempeng tektonik indonesiabritannica.com lempeng tektonik indonesia
Dilansir dari situs resmi Badan Meteorologi Iklimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia terletak di antara tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.

Pulau Bali dan sekitarnya merupakan bagian dari seismotektonik Indonesia.

Daerah ini dilalui jalur pegunungan Mediteranian dan adanya zona subduksi akibat pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.

Batas pertemuan ini berupa palung lautan (Oceanic Trench) disebelah selatan gugusan pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

 

Maka mengakibatkan Pulau Bali sebagai salah satu daerah yang mempunyai tingkat kegempaan yang cukup tinggi.

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 6,4 Guncang Aceh, Rumah Korban Tsunami Rusak Parah

Hal ini berkaitan dengan subduksi lempeng dibawah paparan sunda dan aktifitas tepi benua Australia serta kelanjutan garis Busur Sunda kearah timur yang bertemu dengan Busur Banda.

Selain Pulau Bali, Pulau Sumbawa juga memiliki tingkat kegempaan cukup tinggi baik di bagian selatan maupun utara.

Hal ini karena Pulau Sumbawa diapit oleh dua jalur patahan aktif yaitu daerah selatan di sekitar pertemuan lempeng tektonik Samudra Indonesia dengan lempeng benua Eropa-Asia (Eurasia) dan daerah utara disekitar patahan aktif Sesar naik belakang busur kepulauan (back arc thrust).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com