Merupakan nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang atau jasa ditambah nilai barang atau jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada rumah tangga secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi.
Didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas.
Disebut sebagai pembetukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periodw tertentu.
Baca juga: Ekonomi Kreatif Sumbang Rp 1.105 Triliun ke PDB, Bekraf Harap Jadi Tulang Punggung
Barang modal memiliki usia pkai lebih dari satu tahun dan akan mengalami penyusutan atau istilahnya "bruto".
Penyusutan atau konsumsi barang modal menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.
Persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain.
Bisa juga diartikan sebagai persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan sebagai input atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.
Secara umum konsep ekspor-impor luar negeri mengacu pada System of National Accounts (SNA) 1933.
Transaksi ekspor barang didefinisikan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi atas barang dari residen suatu wilayah provinsi tyerhadap pelaku ekonomi luar negeri.
Baca juga: Triwulan II 2019, KKP Catat PDB Perikanan Naik Jadi Rp 62,24 Triliun
Impor barang didefisiniskan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi terhadap residen suatu wilayah provinsi.
Diambil dari buku Bisnis (2007) karya Ricky W Griffin, GDP nominal tidak memperhitungkan inflassi sedangkan GDP riil memperhitungkan inflasi yang terjadi.
GDP nominal mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, mempergunakan harga-harga pada waktu tersebut.
Tingkat harga pada umumnya bisa meningkat karena inflasi, yang menyebabkan kenikan GDP nominal meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak mengalami perubahan.
Di sinilah kemudian GDP riil berperan. Untuk mengukur GDP tahunan, biasanya digunakan GDP riil karena data tersebut memberikan gambaran yang lebih akurat akan perekonomian negara.
Perekonomian suatu negara dikatakan baik atau sehat jika tingkat pengangguran rendah serta upah meningkat.