Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hierarki Pengendalian Bahaya

KOMPAS.com – Selama identifikasi bahaya k3, suatu organisasi perlu mengidentifikasi apakah sudah terdapat kontrol dalam organisasi dan apakah kontrol tersebut telah memadai untuk identifikasi bahaya.

Saat mendefinisikan kontrol atau membuat perubahan yang sudah ada, organisasi harus memperhitungkan hierarki kontrol atau pengendalian bahaya.

Pengertian hierarki pengendalian bahaya

Pada dasarnya, hierarki pengendalian bahaya adalah prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya kerja.

Hierarki kontrol atau pengendalian bahaya adalah sebuah alat yang umum digunakan untuk mengembangkan tindakan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan.

Setiap bahaya yang sudah diidentifikasi tentunya memerlukan pengendalian. Pengendalian tersebut menjelaskan bagaimana cara seseorang untuk menghilangkan bahaya di area kerja atau mengurangi risiko cedera secara signifikan.

Pemilihan hierarki pengendalian memberikan manfaat secara efektivitas dan efisien, sehingga risiko menurun menjadi risiko yang bisa diterima (acceptable risk) bagi suatu organisasi.

Secara efektivitas, hierarki yang pertama memberikan efektivitas yang lebih tinggi dibanding hierarki yang kedua.

Lima hierarki pengendalian bahaya

Hierarki pengendalian bahaya, sebagai berikut:

Eliminasi

Hierarki pengendalian bahaya paling atas adalah eliminasi atau menghilangkan bahaya yang dilakukan pada saat desain.

Eliminasi dapat dimaknai menghilangkan atau meminimalkan bahaya.

Eliminasi juga dapat diartikan memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya. Contoh eliminasi adalah memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya manual.

Tujuan eliminasi adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena terdapat kekurangan pada desain.

Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku pekerja dalam menghindari risiko. Meskipun begitu, penghapusan terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.

Secara luas, eliminasi bahaya dianggap sebagai solusi jangka panjang yang paling efektif untuk memperbaiki keselamatan kerja di perusahaan.

Namun, eliminasi termasuk upaya pengendalian bahaya yang sulit diterapkan dalam jangka pendek dan menghabiskan banyak biaya.

Subsitusi

Subsitusi yaitu mengganti mesin, alat, atau bahan lain yang berbahaya menjadi kurang berbahaya.

Subsitusi adalah metode pengendalian yang bertujuan mengganti bahan, proses, operasi, maupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.

Pengendalian ini menurunkan bahaya dan risiko minimal melalui desain sistem ataupun desain ulang.

Pengendalian teknik (engineering control)

Pengendalian teknik adalah pengendalian yang dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja dan mencegah terjadinya kesalahan manusia.

Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.

Pengendalian administrasi (administrative control)

Pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan dengan dikendalikan metode kerja yang diharapkan orang tersebut akan mematuhi serta mempunyai kemampuan dan keahlian yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan dengan aman.

Jenis pengendalian administratif meliputi adanya SOP, seleksi karyawan, pelatihan, pengawasan, modifikasi perilaku, rotasi kerja, jadwal kerja, pemeliharaan, investigasi, jadwal istirahat, dan lain-lain.

Administrative control juga dapat diartikan sebagai pengendalian secara administratif, seperti pengendalian tanda-tanda keselamatan, peringatan sirene, prosedur keselamatan, inspeksi, kontrol akses, peralatan, izin kerja, sistem yang aman, penandaan, dan sebagainya.

Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan secara disiplin tentang alat-alat pelindung diri, seperti pelindung wajah, kacamata safety, sarung tangan, respirator, dan perlindungan pendengaran.

Dalam pengendalian bahaya, pemilihan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan hal yang paling tidak efektif dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak bahaya.

Karena sifatnya hanya mengurangi, maka perlu dihindari ketergantungan dalam hanya mengandalkan APD untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

Alat pelindung diri mandatory meliputi topi keselamatan (helmet), kacamata keselamatan, earplug, masker, sarung tangan, pakaian (uniform), dan sepatu keselamatan.

APD lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus, kondisi yang membutuhkan perlindungan lebih, antara lain respirator, faceshield, SCBA, dan lain-lain.

Pemeliharaan dan pelatihan menggunakan APD sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas manfaat dari alat tersebut.

Referensi:

  • Djatmiko, R. D. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Deepublish.
  • Sumarna, U., Sumarni, N., & Rosidin, U. (2018). Bahaya Kerja serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Deepublish.
  • Widodo, D. S. (2021). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/10/27/040000069/hierarki-pengendalian-bahaya

Terkini Lainnya

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Skola
Cerita Legendha Basa Jawa

Cerita Legendha Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Skola
Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Skola
Warnanipun Ukara Basa Jawa

Warnanipun Ukara Basa Jawa

Skola
30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

Skola
Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Skola
Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Skola
Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan End dan Finish dalam Bahasa Inggris

Perbedaan End dan Finish dalam Bahasa Inggris

Skola
Apa Itu Bahasa Bagongan?

Apa Itu Bahasa Bagongan?

Skola
6 Jenis Tindak Tutur Ilokusi beserta Contohnya

6 Jenis Tindak Tutur Ilokusi beserta Contohnya

Skola
Pengertian Kelipatan, Kelipatan Persekutuan, dan Faktor Bilangan

Pengertian Kelipatan, Kelipatan Persekutuan, dan Faktor Bilangan

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke