KOMPAS.com – Kodikologi sangat erat kaitannya dalam analisis peninggalan sejarah melalui tulisan atau teks.
Apa itu kodikologi?
Pengertian kodikologi
Jelaskan pengertian kodikologi!
Kodikologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik naskah. Pada intinya, kodikologi meneliti seluk-beluk aspek pernaskahan.
Kodikologi juga bisa diartikan sebagai pengetahuan mengenai jenis bahan yang digunakan dalam penulisan naskah.
Dikutip dari buku Teori Filologi Edisi Revisi (2018) oleh Alfian Rokhmansyah, Hermans dan Huisman menjelaskan bahwa kodikologi diusulkan oleh ahli bahasa Yunani, Alphonse Dain, pada 1944.
Dain menjelaskan bahwa kodikologi merupakan ilmu tentang naskah, dan bukan mempelajari apa yang tertulis dalam naskah.
Analisis kodikologi digunakan untuk menyusun daftar katalog naskah dan memberi perhatian terkait fisik naskah itu.
Hal-hal penting dalam mendekripsikan naskah
Sebutkan hal-hal yang penting dalam mendeskripsikan naskah! Berikut ulasannya:
Perlu diuraikan dengan jelas, baik yang berada di atas teks maupun di dalamnya. Judul naskah dapat ditulis dengan dua tanda petik (“…”) atau tanda kurung siku ([…]).
Informasi tempat penyimpanan dapat berupa nama tempat, seperti yayasan, museum, perpustakaan, masjid, kantor, atau nama individu yang menyimpan koleksi naskah itu.
Nomor naskah dapat dilihat dari daftar naskah, daftar naskah, dan bertanya pada lembaga atau perorangan yang biasa menyimpan naskah.
Penomoran naskah bertujuan mempermudah peneliti berikutnya dalam memperoleh naskah yang akan diteliti ulang.
Ukuran naskah dimulai dari lipatan halaman atau panjang halaman, lalu lebar halaman dengan ukuran sentimeter (cm). Apabila naskah berupa lontar, perlu diketahui panjangnya terlebih dahulu.
Semua halaman, baik yang kosong di depan dan belakang, juga dihitung sebagai data jumlah halaman naskah.
Jumlah baris dihitung dari rata-rata baris pada satu halaman.
Adalah baris teks terpanjang dalam ukuran sentimeter (cm), atau rata-rata panjang baris yang diukur secara acak.
Jumlah kata diambil secara acak dalam satu baris.
Karena ada berbagai jenis tulisan yang digunakan, seorang peneliti perlu menulis jenis huruf sebuah naskah, seperti huruf Latin, huruf Arab, maupun huruf daerah.
Ada banyak bahasa yang digunakan dalam naskah kuno, sehingga perlu dituliskan bahasa apa yang digunakan dalam naskahnya.
Jenis kertas dituliskan, seperti ukuran, warna, garis, lubang, dan kondisi terkininya.
Kertas bahan naskah sering melihatkan tanda air atau cap kertas.
Garis tebal diukur dengan jarak pertama hingga keenam dalam naskah. Sedangkan garis tipis diukur dengan jarak 8 hingga 12 baris.
Suatu naskah terdiri dari kuras atau katern, yang dikenal sebagai buku catatan. Jumlah halaman kuras dalam naskah dihitung mengikuti jumlah halaman naskah.
Panduan penulisan naskah begitu beragam. Contohnya penulisan syair yang halamannya dibagi dua.
Panduan untuk membuat garis pada naskah, ada yang dilakukan dengan memberi lubang kecil pada garis pias kanan dan kiri.
Biasanya terdapat pada kolofon naskah, atau catatan tambahan di belakang naskah.
Apabila tanggal ditulis menggunakan tahun hijriyah, sebaiknya ditulis di antara kurung tanggal padanannya dalam perhitungan tahun masehi.
Kondisi naskah dapat dituliskan, seperti bagus dan mudah dibaca, tidak dapat dibaca, rapuh, atau kondisi lainnya.
Dapat ditemukan di awal, belakang halaman, atau luar naskah. Pemilik juga membantu memperkirakan umur naskah, jika tidak ditemukan tahun pembuatannya.
Asal usul pemerolehan naskah juga perlu diketahui untuk sejarah adanya naskah.
Apa itu iluminasi? Iluminasi adalah gambar dalam naskah yang sesuai dengan isinya.
Dapat dituliskan secara panjang atau pendek, sesuai kondisi teks dan tujuan penelitian.
Meliputi tulisan yang sudah pernah membicarakan naskah bersangkutan, atau naskah yang memiliki kemiripan judul.
Referensi:
Sangidu. 2019. Tugas Filolog. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhayati Harahap. 2021. Filologi Nusantara. Jakarta: Kencana.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/30/110000869/kodikologi--pengertian-dan-hal-hal-pentingnya