Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kedatangan Portugis dan Spanyol ke Indonesia

Oleh: Rina Kastori, Guru Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Wilayah Indonesia terkenal dengan rempah-rempah. Hal inilah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain khususnya Eropa untuk datang ke Indonesia.

Penjajahan telah menyebabkan perubahan dalam aspek geografi, sosial, budaya, dan politik. Bangsa pertama yang menjajah Indonesia, yaitu Portugis dan Spanyol.

Sejarah kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-16 Masehi. Maksud awal dua bangsa Eropa itu ke Nusantara adalah mencari dunia baru penghasil rempah rempah.

Peristiwa yang melatarbelakangi penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa yakni runtuhnya Konstantinopel akibat serangan Turki Usmani pada 1453 Masehi.

Dampaknya, harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi sehingga bangsa-bangsa imperialis dari Barat, termasuk Portugis dan Spanyol mencari komoditas ke negeri-negeri di kawasan Timur Jauh, hingga ke Kepulauan Nusantara.

Kedatangan Portugis

Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang datang ke Asia dan melakukan hubungan perdagangan. Bangsa Portugis melakukan pelayaran untuk menemukan daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam sebagai bahan perdagangan.

Pelaut pertama Portugis adalah Bartholomeus Diaz yang meninggalkan Portugis pada 1487. Kemudian Vasco dan Gama menjalankan perintah Raja Portugis Manuel I untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.

Setelah tiba di India dan beberapa tahun tinggal di dalamnya, orang Portugis baru menyadari bahwa India bukan penghasil rempah-rempah, melainkan Malaka yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.

Rombongan Portugis berikutnya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque untuk melanjutkan upaya dari Vasco da Gama. Pelayaran Alfonso de Albuquerque akhirnya sampai di Malaka, kawasan barat Nusantara

Pada 1511 Portugis menaklukkan Malaka dan memonopoli perdagangan di sana. Timbul sejumlah konflik.

Portugis berulang kali mendapatkan perlawanan dari bangsa Melayu di Malaka maupun dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk dari Jawa. Ternyata Portugis mampu menandingi dan meredam perlawanan-perlawanan tersebut.

Setelah itu pada 1512 Portugis berhasil mencapai Ternate. Sehingga Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang kemudian memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Dalam perkembangannya, kedatangan Portugis ke nusantara membuat kerajaan-kerajaan Islam merasa terancam dan kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berhasil dikuasai Portugis adalah Ternate.

Bangsa Spanyol mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui Samudra Atlantik. Pada 1519, Spanyol memberangkatkan lima kapal di bawah pimpinan Fernando de Magelhaens atau Ferdinand Magellan.

Ekspedisi Magellan dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke arah barat menuju pantai timur Amerika Selatan. Mereka menyusuri pantai Amerika Selatan untuk mencari selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.  

Pada 16 Maret 1521 rombongan Magellan mencapai Kepulauan Massava (sekarang Filipina). Di situ Magellan mendirikan sebuah tugu batu sebagai peringatan dan tanda wilayah kekuasan Spanyol.

Rombongan Magellan sampai di Filipina pada April 1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat konflik dengan Mactan.

Setelah itu, ekspedisi dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano. Pada 6 November 1521, rombongan tersebut tiba di Tidore dan melaksanakan transaksi perdagangan dengan Sultan Tidore serta melafalkan beberapa rempah-rempah.

Keberhasilan Sebastian del Cano mendapat sambutan baik oleh raja Spanyol. Sehingga beliau mengirimkan kembali armadanya ke Indonesia.

Namun, hal tersebut ternyata dianggap pelanggaran Perjanjian Tordesillas bagi Portugis. Sehingga menimbulkan pertempuran antara Spanyol bersama Tidore dan Portugis bersekutu dengan Ternate.  

https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/12/170000669/kedatangan-portugis-dan-spanyol-ke-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke