Dengan terhambatnya enzim ini, kerja saluran ion terganggu dan terjadi ketidakseimbangan kadar ion dalam sel, yang pada akhirnya menganggu kontraksi otot jantung.
Contoh hewan yang dikenal memiliki bisa antara lain ular, laba-laba, lebah, tawon, kelabang dan kalajengking.
Bisa hewan-hewan ini dapat terdiri dari puluhan hingga ratusan molekul toksin yang beragam jenis dan fungsinya.
Komposisi bisa hewan umumnya terdiri dari molekul peptida kecil, protein enzim, dan protein non-enzimatik. Studi terbaru menunjukkan bahwa racun dari seekor kelabang dapat mengandung lebih dari 500 protein dan peptida.
Komponen toksin bisa dari satu jenis hewan dapat bekerja menganggu banyak fungsi tubuh, seperti menganggu aktivitas saluran ion pada berbagai jenis sel; menganggu aktivitas sel-sel darah seperti aktivitas agregasi trombosit, aktivitas antikoagulan; menganggu kerja enzim seperti fosfolipase A2, penghambat trypsin; atau berikatan dengan reseptor sel dan mengganggu pelepasan neurotransmitter pada sel-sel saraf.
Meskipun bisa dan racun sangat berbahaya, namun organisme yang memilikinya tidak terpengaruh oleh efek toksiknya.
Hal ini karena baik toksin maupun bisa, diproduksi dan disimpan dalam suatu struktur kelenjar khusus, sehingga organisme yang memilikinya dapat resisten terhadap efek racun tersebut.
Salah satu contoh organisme yang berbisa dan seringkali berkonflik dengan manusia adalah ular berbisa.
Bagaimana dan mengapa ular memiliki bisa? Apakah tujuan dibentuknya bisa pada ular? Apakah ular memilki bisa untuk menyerang manusia? Pertanyaan-pertanyaan ini akan saya bahas pada tulisan berikutnya.
Baca artikel selanjutnya: Trilogi Toksin Hewan: Bisa Ular, untuk Menyerang Musuh atau Memakan Mangsa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.