Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Homo Erectus Bisa Membuat Perahu dan Menyeberangi Lautan?

Kompas.com - 28/04/2024, 11:31 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Arkeolog saat ini terjebak dalam perdebatan tentang apakah salah satu nenek moyang kita yang misterius sudah menggunakan bahasa tertentu untuk berkomunikasi atau tidak selama mereka hidup.

Nenek moyang manusia yang dimaksud adalah Homo erectus.

Baca juga: Peneliti Ungkap Lokasi Homo erectus Berburu dan Menyembelih Gajah

Kenapa perdebatan itu bisa muncul?

Menurut beberapa ahli, jejak spesies Homo erectus yang telah punah di pulau-pulau terpencil menunjukkan bahwa mereka mampu membuat perahu dan menavigasi ombak.

Semua ketrampilan itu tentu memerlukan kemampuan komunikasi tingkat lanjut.

Munculnya Homo erectus

Mengutip IFL Science, Jumat (19/4/2024) H.erectus pertama kali muncul dalam catatan arkeologi sekitar 2 juta tahun yang lalu.

H.erectus menyebar ke seluruh Eurasia sebelum menghilang sekitar 100.000 tahun yang lalu.

Ada dugaan pula garis keturunan manusia yang punah tersebut sampai ke pulau Flores di Samudera Hindia dan Kreta di Mediterania.

Penguasaan maritim yang nyata ini telah mengilhami teori bahwa H. erectus memiliki keterampilan bahasa yang diperlukan untuk secara kolaboratif membangun kapal yang layak berlayar dan mengarungi lautan.

Namun profesor linguistik Rudolf Botha dari Universitas Stellenbosch tidak yakin.

Sebagai permulaan, dia mengatakan agak berlebihan untuk berasumsi bahwa spesies purba tersebut pernah menginjakkan kaki di Kreta.

Baca juga: Kapak Tangan Buatan Homo Erectus Ditemukan, Seperti Apa?

Untuk mendukung argumen ini, Botha menunjukkan bahwa tidak ada fosil H. erectus yang pernah ditemukan di pulau tersebut, dan meskipun peralatan batu prasejarah Kreta secara tentatif dikaitkan dengan spesies tersebut, beberapa ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar peralatan tersebut dibuat oleh Neanderthal.

Sementara itu, di Flores, sisa-sisa manusia paling kuno yang pernah ditemukan adalah milik Homo floresiensis.

Homo floresiensis dianggap sebagai keturunan H.erectus tetapi mungkin juga berevolusi dari hominid lain seperti Homo habilis atau Australopithecus.

Oleh karena itu, tidak sepenuhnya pasti apakah H. erectus benar-benar berhasil mencapai salah satu pulau tersebut, meskipun Botha mengakui bahwa hal ini tampaknya lebih mungkin terjadi di Flores dibandingkan di Kreta.

Namun, meskipun garis keturunan manusia purba memang berlayar ke Flores, hal ini tidak berarti bahwa mereka melakukannya dengan sengaja atau membuat perahu untuk perjalanan mereka.

Terbawa rakit alami

Mengacu pada pernyataan yang dibuat oleh banyak peneliti lainnya, Botha berpendapat bahwa H. erectus mungkin secara tidak sengaja sampai ke Flores setelah tersapu ke laut menggunakan “rakit alami” yang terbuat dari tumbuhan lokal.

“Menyeberangi perairan terbuka yang memisahkan Flores dari pulau-pulau terdekat lainnya tidak memerlukan penggunaan perahu," katanya.

Baca juga: Sebuah Kisah dari Homo Erectus, Nenek Moyang Kita yang Misterius

Bagaimana tepatnya pelayaran yang tidak disengaja ini terjadi masih belum jelas. Tapi bisa tsunami dan angin topan berperan membawa H.erectus.

Secara keseluruhan, penulis penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa spesies tersebut sengaja membuat perahu dan berlayar ke Flores atau Kreta.

Sementara peneliti lain mengatakan bahwa kemampuan hominid untuk menciptakan alat simetris, dikombinasikan dengan ukuran otaknya yang besar, mungkin menunjukkan bahwa ia cukup cerdas untuk berbicara.

Studi ini dipublikasikan di Cambridge Archaeological Journal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com