Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Orang di Masa Lalu Mempelajari Anatomi Tubuh Manusia?

Kompas.com - 28/03/2024, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini dunia kedokteran sudah berkembang pesat sehingga memungkinkan untuk melakukan pengobatan dan pembedahan yang lebih invasif.

Namun sebelum itu semua bisa terjadi, kira-kira bagaimana orang di masa lalu mempelajari anatomi tubuh manusia?

Baca juga: Anatomi Tulang Rusuk Manusia

Sebuah makalah baru menawarkan beberapa perpektif tentang berbagai aktivitas dan pengalaman orang-orang zaman dahulu yang memberikan mereka wawasan mengenai tubuh.

Menurut makalah yang merupakan disertasi Phd Grzegorz Wysiadecki ini, selama berabad-abad, pengamatan yang awalnya sederhana dan biasa terhadap manusia dan hewan ini telah terakumulasi menjadi kumpulan pengetahuan formal.

Dari situ penulis berpendapat bahwa ada lima jenis peluang yang memungkinkan orang zaman dahulu mulai mengamati anatomi.

Mengutip IFL Science, Kamis (21/3/2024) lima hal itu di antaranya adalah saat menyiapkan hewan untuk dimakan, penggunaan isi perut hewan untuk ritual magis dan ramalan, pemanfaatan hewan untuk kurban upacara keagamaan, proses pembalseman dan pengamatan luka parah pada tubuh orang yang terluka.

Mari kita bahas lebih mendetail.

Baca juga: Bagaimana Nenek Moyang Manusia Memanen Hazelnut, Studi Ungkap

Penggunaan organ hewan

Orang Babilonia percaya bahwa petunjuk tentang tatanan kosmik dapat diperoleh dengan memeriksa tanda-tanda tersembunyi.

Salah satu sumber tersebut adalah isi perut hewan.

Penggunaan organ hewan untuk ramalan ini pun dianggap sebagai contoh pertama untuk mempelajari anatomi tubuh.

Misalnya, orang Babilonia percaya bahwa hati adalah organ yang sangat penting untuk ramalan karena dianggap sebagai tempat kedudukan jiwa dan titik di mana aktivitas emosional dan mental berlangsung.

Maka mereka akan mencari hati domba untuk membuat ramalan yang tidak hanya mengharuskan para pendeta mengetahui di mana organ itu berada, tetapi juga berarti mereka menjadi sangat paham dengan bentuk, ukuran, dan detailnya.

Lalu, ketika kita memikirkan tentang pengawetan jenazah kuno, banyak yang langsung berpikir tentang mumi Mesir.

Asal muasal praktik ini masih belum jelas namun motivasinya sudah diketahui.

Menurut orang Mesir kuno, bagian jiwa tinggal di dunia orang mati setelah kematian selama tubuh mereka masih terawetkan.

Oleh karena itu mumifikasi merupakan ritual keagamaan dan spiritual yang dirancang untuk melindungi tubuh dari pembusukan.

Praktik ini pun memberi wawasan tentang bagian dalam tubuh dan berkontribusi pada pengetahuan anatomi awal.

Baca juga: Anatomi Ovarium: Letak, Bentuk, Ukuran, dan Struktur

Praktik ini berkembang seiring berjalannya waktu dan mencapai puncaknya pada periode Kerajaan Baru (antara 1550-1070 SM).

Pada masa itu, pendekatan baru terhadap pengawetan tubuh dikembangkan.

Termasuk cara membuat sayatan untuk mengakses organ, cara penangannya, bahan apa yang digunakan untuk pembalseman, penggunaan organ buatan untuk membantu tubuh tampak 'seperti hidup' serta cara membungkus jenazah.

Cedera dan luka

Selain mendapatkan wawasan dari pengawetan jenazah, orang zaman dahulu juga mempelajarinya melalui kasus luka yang ditangani.

Di antara sumber pengetahuan medis tertua yang diketahui adalah papirus Edwin Smith yang berasal dari sekitar abad ke-17 SM.

Teks tersebut mungkin merupakan salinan dari versi yang jauh lebih tua, dan menjelaskan 48 kasus medis termasuk cedera pada leher, kepala, tulang selangka, tulang dada, tulang belakang, lengan, dan bahu, serta prognosis dan pengobatan berbagai luka.

Papirus tersebut menunjukkan para dokter zaman dahulu belajar dari pengalaman mereka dalam menangani luka dan menggunakannya untuk mendapatkan wawasan dasar tentang struktur tubuh.

Kasus-kasus dalam teks kuno memperlihatan pula bahwa para dokter mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahwa beberapa cedera jauh lebih fatal dibandingkan yang lain, seperti pecahan tengkorak yang menembus meninges (tiga lapisan membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang).

Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Translational Research in Anatomy.

Baca juga: Tulang Kering: Anatomi dan Fungsinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com