Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Orang di Masa Lalu Mempelajari Anatomi Tubuh Manusia?

Kompas.com - 28/03/2024, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh karena itu mumifikasi merupakan ritual keagamaan dan spiritual yang dirancang untuk melindungi tubuh dari pembusukan.

Praktik ini pun memberi wawasan tentang bagian dalam tubuh dan berkontribusi pada pengetahuan anatomi awal.

Baca juga: Anatomi Ovarium: Letak, Bentuk, Ukuran, dan Struktur

Praktik ini berkembang seiring berjalannya waktu dan mencapai puncaknya pada periode Kerajaan Baru (antara 1550-1070 SM).

Pada masa itu, pendekatan baru terhadap pengawetan tubuh dikembangkan.

Termasuk cara membuat sayatan untuk mengakses organ, cara penangannya, bahan apa yang digunakan untuk pembalseman, penggunaan organ buatan untuk membantu tubuh tampak 'seperti hidup' serta cara membungkus jenazah.

Cedera dan luka

Selain mendapatkan wawasan dari pengawetan jenazah, orang zaman dahulu juga mempelajarinya melalui kasus luka yang ditangani.

Di antara sumber pengetahuan medis tertua yang diketahui adalah papirus Edwin Smith yang berasal dari sekitar abad ke-17 SM.

Teks tersebut mungkin merupakan salinan dari versi yang jauh lebih tua, dan menjelaskan 48 kasus medis termasuk cedera pada leher, kepala, tulang selangka, tulang dada, tulang belakang, lengan, dan bahu, serta prognosis dan pengobatan berbagai luka.

Papirus tersebut menunjukkan para dokter zaman dahulu belajar dari pengalaman mereka dalam menangani luka dan menggunakannya untuk mendapatkan wawasan dasar tentang struktur tubuh.

Kasus-kasus dalam teks kuno memperlihatan pula bahwa para dokter mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahwa beberapa cedera jauh lebih fatal dibandingkan yang lain, seperti pecahan tengkorak yang menembus meninges (tiga lapisan membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang).

Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Translational Research in Anatomy.

Baca juga: Tulang Kering: Anatomi dan Fungsinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com