Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2023, 20:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan terjadi wabah pneumonia misterius di China. Mengutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), otoritas China menyebut wabah ini meningkat akibat patogen seperti Mycoplasma pneumoniae, respiratory syncytial virus (RSV), virus Corona, adenovirus, dan juga influenza.

Sebelum wabah ini merebak, pneumonia sejak lama menjadi salah satu masalah kesehatan global yang mendesak terus menunjukkan dampaknya yang serius pada populasi dunia.

Baca juga: 5 Hal yang Penting Diketahui tentang Pneumonia

Setiap tahunnya jutaan orang terkena penyakit pernapasan ini yang dapat berkisar dari kasus ringan hingga yang mengancam jiwa.

Kasus pneumonia menyerang kelompok rentan seperti balita, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah rentan terhadap dampak yang lebih parah.

Lantas, apa sih penyebab penyakit ini?

Dilansir dari American Lung Association, Kamis (30/11/2023), pneumonia merupakan suatu kondisi infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Infeksi ini mengakibatkan peradangan pada kantung udara paru-paru yang disebut alveoli dan menyebabkan pengisian cairan atau nanah.

Proses ini dapat menghambat masuknya oksigen dari pernapasan ke dalam aliran darah.

1. Bakteri, seperti Mycoplasma pneumoniae

Jenis pneumonia bakteri yang umumnya dikenal sebagai pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang biasanya berkoloni di saluran pernapasan bagian atas.

Pneumonia pneumokokus merupakan penyakit yang menginfeksi lebih dari 900.000 orang di Amerika setiap tahunnya.

Pneumonia bakteri dapat timbul secara mandiri atau berkembang sebagai akibat dari infeksi virus seperti flu.

Baca juga: Apa Itu Mycoplasma yang Menyebabkan Wabah Pneumonia di China?

Pneumonia bakteri sering kali mempengaruhi hanya satu bagian paru-paru yang disebut pneumonia lobar.

Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan apa yang disebut pneumonia atipikal seperti Mycoplasma pneumoniae yang umumnya menginfeksi individu di bawah 40 tahun.

Chlamydophila pneumoniae, penyebab infeksi saluran pernapasan atas sepanjang tahun namun juga dapat menyebabkan pneumonia ringan.

Legionella pneumophila, menyebabkan pneumonia berbahaya yang disebut penyakit Legionnaire. Berbeda dengan pneumonia bakteri lainnya Legionella tidak menular dari orang ke orang.

Bakteri ini disebut sebagai atipikal karena pneumonia yang disebabkan oleh organisme ini mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda.

Seperti tampak berbeda pada rontgen dada atau merespons antibiotik yang berbeda dari bakteri penyebab pneumonia pada umumnya.

2. Virus, seperti influenza

Virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dapat menjadi penyebab pneumonia. SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan virus influenza merupakan penyebab umum pneumonia virus pada orang dewasa.

Virus pernapasan syncytial (RSV) menjadi penyebab utama pneumonia virus pada anak kecil.

Biasanya pneumonia akibat virus memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dan durasi penyakit yang lebih singkat dibandingkan pneumonia bakteri.

Baca juga: China Hadapi Wabah Pneumonia, Apa Kata Epidemiolog?

Pneumonia akibat COVID-19 dapat menyebabkan komplikasi serius seperti rendahnya kadar oksigen dalam darah, gagal napas, dan sindrom gangguan pernapasan akut.

Pneumonia virus yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 umumnya memengaruhi kedua paru-paru mempersulit pertukaran oksigen dan memerlukan waktu pemulihan yang cukup lama.

Pneumonia virus akibat virus influenza juga dapat menjadi parah terutama pada individu yang sudah menderita penyakit jantung atau paru-paru serta wanita hamil.

Virus ini menyerang paru-paru dan berkembang biak tanpa menunjukkan tanda-tanda fisik jaringan paru-paru yang terisi cairan.

Infeksi virus ini terkadang dapat disusul oleh invasi bakteri sekunder menunjukkan gejala mirip pneumonia bakteri.

3. Jamur

Pneumonia jamur umumnya menyerang individu dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Serta mereka yang terpapar jamur tertentu dalam jumlah besar dari tanah atau kotoran burung yang terkontaminasi.

Pneumonia pneumocystis yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii merupakan infeksi jamur yang serius dan biasanya terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: WHO Terima Laporan Penyebab Wabah Pneumonia di China, Bukan Virus Baru

Seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menggunakan obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang.

Beberapa jenis jamur seperti Coccidioidomycosis, Histoplasmosis, dan Kriptokokus dapat menyebabkan pneumonia pada individu yang terpapar dengan tanah atau kotoran burung yang terkontaminasi.

Masing-masing jamur ini memiliki daerah penyebaran khusus di Amerika Serikat dan dapat menyebabkan kondisi seperti demam lembah terutama pada individu yang tinggal di daerah tersebut.

Gejala yang dialami penderita pneumonia

Dilansir dari Yale Medicine, Kamis (30/11/2023), gejala pneumonia apapun jenisnya dapat mencakup:

  • Batuk yang menghasilkan lendir berwarna hijau, kuning, atau berdarah 
  • Demam, yang dalam kasus pneumonia bakterial dapat mencapai suhu 41 derajat Celcius 
  • Perubahan warna kebiruan pada bibir dan kuku 
  • Kondisi bingung atau delirium, terutama pada orang dewasa di atas usia 65 tahun 
  • Peningkatan keringat 
  • Pernapasan yang cepat atau kesulitan bernapas 
  • Kelelahan yang ekstrem 
  • Detak jantung yang cepat 
  • Nyeri dada yang tajam atau menusuk ketika bernapas atau batuk.

Baca juga: Kali Pertama, Vaksin Pneumonia Pfizer Bisa Diberikan untuk Semua Usia

Bisakah mencegah pneumonia?

Banyak kasus pneumonia dapat dicegah dengan mengikuti beberapa langkah sederhana.

Berikut adalah cara-cara yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena pneumonia:

1. Dapatkan vaksinasi

Vaksinasi influenza musiman, virus pernapasan syncytial (RSV), dan vaksin COVID-19 dapat membantu mencegah pneumonia.

Individu tertentu seperti anak-anak di bawah 5 tahun, orang berusia 5 hingga 64 tahun dengan risiko tinggi dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas seharusnya mendapatkan vaksinasi pneumonia pneumokokus.

Vaksinasi tambahan mungkin direkomendasikan tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing individu. 

2. Cuci tangan

Mencuci tangan secara teratur terutama setelah batuk atau bersin, dari kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum makan atau menyiapkan makanan, dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.

3. Jangan merokok

Tembakau dapat merusak kemampuan paru-paru melawan infeksi dan merokok juga meningkatkan risiko terkena pneumonia.

Baca juga: Benarkah Pneumonia Bisa Menular?

Merokok dikategorikan sebagai faktor risiko tinggi dan individu yang merokok disarankan untuk mendapatkan vaksin pneumonia.

4. Waspadai kesehatan umum

Pneumonia sering kali terjadi setelah infeksi saluran pernapasan, jadi perhatikan gejala yang berlangsung lebih dari beberapa hari.

Kebiasaan kesehatan yang baik seperti pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan dan melindungi dari penyakit virus dan penyakit pernapasan.

Berhati-hatilah untuk menjaga kondisi kesehatan yang ada seperti asma, COPD, diabetes, dan penyakit jantung terkelola dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com