Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroalga Bisa Jadi Pemecah Masalah Krisis Iklim Global, Apa Itu?

Kompas.com - 12/11/2023, 11:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia modern dihadapkan pada tantangan mendesak dalam mengurangi emisi karbon dioksida sebagai penyebab utama perubahan iklim sekaligus mengatasi krisis energi dan pangan.

Para peneliti di Universitas Houston telah menemukan kemungkinan besar menuju tujuan nol emisi karbon melalui penelitian tentang alga.

Baca juga: Fakta-fakta Alga, Protista Mirip Tumbuhan

Penelitian ini terungkap dalam studi besar-besaran tentang alga yang dilakukan di laboratorium mikroba di Universitas Houston, Sugar Land.

Venkatesh Balan, seorang profesor teknologi teknik di Divisi Teknologi Cullen College of Engineering di Universitas Houston, tengah mempelajari sifat mengejutkan dari organisme mikroalga yang sensitif terhadap cahaya di lingkungan air tawar dan air asin.

Potensi mikroalga dalam menyerap karbon

Mikroalga mampu menyerap karbon dioksida (CO2) dari udara, seperti yang dikutip dari Science Daily edisi (25/10/2023).

Namun, yang paling menarik adalah kemampuannya untuk mengubah CO2 yang diambilnya menjadi protein, lemak, dan karbohidrat dalam jumlah besar melalui serangkaian proses.

Penelitian ini mengeksplorasi potensi penggunaan mikroalga dalam berbagai aplikasi.

Seperti pengolahan air limbah dan penggunaan biomassa alga untuk membuat makanan, pupuk, bahan bakar, dan bahan kimia.

Beberapa alga seperti spirulina yang tumbuh di pengolahan air tawar digunakan dalam suplemen kesehatan dan kosmetik.

Di masa depan mikroalga dapat menjadi bahan baku yang berkelanjutan untuk produksi biofuel dan bahan kimia alami mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Namun, yang paling menonjol adalah potensi besar mikroalga dalam mengatasi masalah pemanasan global yang sedang terjadi di seluruh dunia.

Baca juga: Peran Alga dalam Ekosistem

Alga membantu mengubah CO2 menjadi karbon yang berguna untuk manusia, terutama melalui produksi jamur.

Hubungan simbiosis antara alga dan jamur dapat ditemukan pada lumut kerak yang merupakan organisme gabungan, sebagian alga dan sebagian jamur.

Di laboratorium Balan, para peneliti mencoba meniru bagaimana lumut tumbuh di alam.

“Alga menghasilkan oksigen, dan jamur menstabilkan CO2 dan menghasilkan oksigen,” jelas Balan.

Sebagian besar makanan yang terdiri dari alga dan jamur dapat diubah menjadi produk makanan sehat.

Sebagai cadangan bioenergi

Dilansir dari News Medical & Life Sciences, Kamis (9/11/2023), alga adalah sumber energi ramah lingkungan yang menjanjikan.

Beberapa jenis alga seperti Scenedesmus obliquus, Botryococcus braunii, Chlorella vulgaris, dan Nannochloropsis oculate sangat efisien dalam mengubah CO2 menjadi biomassa.

Bahkan, Chlorella sp. juga bisa memproduksi banyak biomassa sekitar 1,06 gram per liter per hari.

Alga yang ideal bisa tumbuh baik dalam berbagai kondisi termasuk tingkat CO2 yang berbeda, polutan beracun, suhu, nutrisi yang terbatas, dan perubahan pH.

Ada dua jenis sistem untuk menanam alga yaitu kolam terbuka dan fotobioreaktor.

Baca juga: Kok Bisa Alga di Danau Ini Tumbuh Seluas 250.000 Lapangan Sepak Bola?

Kolam terbuka lebih umum digunakan dalam budidaya alga komersial karena alga fotosintetik hijau tumbuh cepat dan memerlukan sedikit ruang dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Namun, teknologi untuk menggunakan alga sebagai bahan bakar masih terbatas.

Memerlukan area yang sangat besar, tiga kali lipat lebih besar dari Belgia untuk memproduksi 10 persen bahan bakar transportasi di Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com