Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Juwet Putih Terlupakan, Ancaman pada Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 06/11/2023, 12:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Konservasi merupakan salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan tanaman juwet putih khususnya yang ada di Indonesia. Ada dua macam konservasi flora yang kita kenal yaitu konservasi flora secara in-situ dan ex-situ.

Sebagai badan riset nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki tanggungjawab untuk ikut melakukan konservasi biodiversitas flora termasuk didalamnya tanaman buah lokal yang ada di Indonesia.

Di bawah BRIN terdapat Lima Kawasan Konservasi Ilmiah Kebun Raya yang bertanggung jawab menjadi benteng terakhir dalam menjaga biodiversitas flora secara ex-situ.

Lima Kebun Raya tersebut meliputi Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Eka Karya Bali, dan Kebun Raya Cibinong. Untuk Kebun Raya Cibinong memiliki koleksi tumbuhan sebagai sumber plasma nutfah yang tinggi.

Sedangkan keempat kebun raya yang lain memiliki karakter koleksi tumbuhan yang berbeda berdasarkan habitatnya.

Kebun Raya Bogor memiliki koleksi tanaman dengan habitat dataran rendah basah, Kebun Raya Cibodas memiliki koleksi tanaman dengan habitat dataran tinggi basah, Kebun Raya Purwodadi memiliki koleksi tanaman dengan habitat dataran tinggi kering, dan Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi tanaman dengan habitat dataran tinggi kering.

Dari hasil penelitian Backer dan BRIN pada tahun 1963 mengindikasikan bahwa tumbuhan juwet tumbuh diketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dilihat dari habitatnya, tanaman juwet tumbuh di daerah dataran rendah sehingga tanaman ini cocok di konservasi oleh BRIN di Kebun Raya Purwodadi.

Baca juga: El Nino Sebabkan Amazon dan Hutan Tropis di Indonesia Alami Kekeringan

Sampai dengan saat ini terdapat 14 spesimen koleksi tanaman juwet di Kebun Raya Purwodadi dari berbagai wilayah. Keberadaan koleksi tanaman juwet merupakan bagian dari upaya konservasi dan penyelamatan keanekaragaman variasi genetik dan plasma nutfah di Indonesia.

Konservasi tanaman juwet ini bagian dari upaya pengenalan manfaat dan potensi kegunaan tanaman ini agar masyarakat merasa mendapatkan manfaat dari keberadaannya.

Dari beberapa penelitian tentang tanaman juwet menyebutkan bahwa salah satu penyebab semakin sedikitnya tanaman juwet untuk ditemui di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman juwet.

Tidak banyak orang yang tertarik untuk memperbanyak dan menanam tanaman juwet. Hal ini menyebabkan ancaman atas keberlanjutan tanaman juwet.

Di satu sisi keberadaan pohon juwet semakin lama semakin sedikit yang diakibatkan penebangan karena masyarakat menganggap tanaman ini adalah tanaman liar dan tidak menghasilkan.

Padahal di lain sisi ada potensi besar untuk dikembangkan dan dimanfaatkan di masa depan.

Ini menjadi alasan mengapa BRIN harus memberikan edukasi kepada masyarakat akan potensi dari tanaman juwet dan mengajak masyarakat untuk ikut menjaga agar tanaman ini tetap hidup lestari.

Baca juga: Krisis Iklim Mengancam Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com