Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lebah Mati Setelah Menyengat Manusia?

Kompas.com - 26/10/2023, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sengatan lebah dapat menimbulkan rasa sakit dan setelahnya memunculkan gejala alergi, seperti gatal dan kemerahan.

Kemerahan, bengkak, dan nyeri tumpul adalah ciri-ciri sengatan lebah, tentu saja setelah rasa sakit yang tajam pada saat tersengat.

Saat lebah menyengat, mereka melepaskan bahan kimia yang disebut melittin ke korbannya.

Racun ini segera memicu reseptor rasa sakit dan menyebabkan sensasi terbakar.

Namun, di samping efeknya terhadap manusia, benarkah menyengat manusia bisa membunuh lebah?

Baca juga: Kabar Buruk, Lebah Berpotensi Lenyap dari Eropa pada 2080

Lebah yang mati setelah menyengat

Tidak semua lebah mati setelah menyengat. Bahkan, tidak semua spesies lebah mampu menyengat.

Ada sekelompok lebah yang disebut 'lebah tak bersengat' (suku Meliponini) dan juga 'lebah penambang' (famili Andrenidae), yang memang memiliki alat penyengat, namun ukurannya sangat kecil sehingga tidak efektif.

Terdapat lebih dari 500 spesies lebah tak bersengat, yang banyak ditemukan di daerah tropis. Nicholas Naeger, ahli biologi molekuler di Washington State University, mengatakan, alih-alih menyengat, lebah-lebah itu malah menggigit.

Lantas, bagaimana dengan lebah yang menyengat? Apa yang membuat beberapa lebah bisa bertahan hidup setelah menyengat, sementara yang lain mati?

Menurut Ray, lebah madu paling sering mati akibat sengatan terhadap manusia atau mamalia lain.

Baca juga: Polusi Udara Bikin Lebah Sulit Temukan Bunga, Ini Akibatnya

Hal ini disebabkan oleh anatomi alat penyengat lebah. Alat tersebut berduri sehingga menempel di dalam kulit, dan menyebabkannya tetap berada di tempatnya untuk terus memompa racun.

Lebah madu cenderung tidak mati setelah menyengat serangga atau laba-laba lain, yang biasanya terjadi hanya jika lebah mengira sarangnya sedang diserang.

Hal ini karena alat penyengat lebah umumnya mampu menembus kerangka luar serangga yang relatif tipis dan alat sengatan dapat dikeluarkan tanpa menimbulkan kerusakan.

Sementara itu, Ray menjelaskan, kulit manusia, jauh lebih tebal daripada kerangka luar kebanyakan serangga sehingga alat penyengat lebah lebih mungkin tersangkut.

Ray menambahkan, ketika lebah terbang menjauh setelah menyengat manusia, alat penyengatnya tertinggal, menyebabkan organ-organ perutnya tertarik dan terlepas.

Baca juga: Mengapa Gajah Takut pada Lebah?

Lebah tersebut, yang memiliki lubang di perutnya, mungkin bisa hidup beberapa jam setelah menyengat, namun pada akhirnya ia akan kehilangan cairan dan kegagalan organ dalam.

Naeger pernah melakukan penelitian untuk memastikan bahwa lebah madu tidak mampu bertahan hidup setelah menyengat target yang mirip manusia.

Naeger melakukannya dengan menandai dan mengembalikan lebih dari 200 lebah yang menyengat target, dan ia tidak pernah menyaksikan satu pun lebah masih hidup keesokan paginya.

Namun, lebah lain mampu bertahan hidup setelah menyengat manusia karena mereka memiliki alat penyengat yang berbeda dengan lebah madu.

Lebah lain memiliki alat penyengat yang halus, sehingga mampu menyengat berkali-kali tanpa mengalami kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com