Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sejak lama, orca atau paus pembunuh (Orcinus orca) memiliki reputasi yang mengerikan.

Reputasi tersebut terus berkembang ketika hewan ini menenggelamkan kapal di lepas pantai Iberia Eropa dan menyerang kapal di Skotlandia.

Lantas, seberapa sering orca menyerang manusia?

Ternyata, meskipun orca memang memiliki reputasi menakutkan jika dibandingkan dengan hewan laut lainnya, mereka hampir tidak pernah menyerang manusia di alam liar, meski mereka telah menyerang dan membunuh manusia berkali-kali di penangkaran.

Erich Hoyt, peneliti di Konservasi Paus dan Lumba-lumba, mengatakan bahwa insiden serangan orca terhadap manusia dan anjing yang pernah terjadi di Antartika pada tahun 1911 mungkin disebabkan oleh orca yang mengira korban sebagai anjing laut yang aneh.

Baca juga: Ilmuwan Selidiki Perilaku Orca yang Senang Mempermainkan Porpoise

Hoyt berpikir bahwa perilaku tersebut memang merupakan perilaku berburu, tetapi bukan berburu manusia.

Orca telah bertemu manusia di lautan selama berabad-abad, dan meskipun ada beberapa laporan serangan, hanya ada satu kasus yang hingga membunuh manusia.

Kasus tersebut dilaporkan terjadi pada tahun 1950an, ketika beberapa orca terperangkap di lautan es di Arktik Kanada bagian timur.

Dua tetua Igloolik Inuit mengatakan kepada para peneliti beberapa dekade kemudian bahwa seorang pemuda mengabaikan nasihat para tetuanya dan pergi melihat paus pembunuh yang terperangkap.

Pemuda itu diperingatkan bahwa esnya terlalu tipis, tapi dia yakin dia bisa berlari lebih cepat dari orca. Menurut para tetua, seekor orca menerobos es tipis tersebut dan memakannya.

Baca juga: Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Ini adalah kisah yang tidak dapat diverifikasi oleh para peneliti ketika tetua Igloolik Inuit melaporkannya sebagai bagian dari penelitian tahun 2014 di jurnal Aquatic Mammals.

Sementara itu, menurut Hoyt, pemuda tersebut mungkin tewas karena jatuh ke air es yang sangat dingin.

Hoyt merasa bahwa paus pembunuh tidak akan pernah memburu manusia. Pasalnya, orca adalah predator yang cerewet, yang sangat konservatif dalam segala hal yang mereka pelajari dari induk dan lingkungan mereka tentang makanan.

Dengan kata lain, orca tidak memakan apa yang tidak diajarkan kepada mereka, jadi mereka tidak akan memakan manusia.

Orca liar terkadang membunuh hewan lain untuk latihan berburu atau bahkan bermain, namun manusia tampaknya tidak mempertimbangkan kebiasaan ini.

Baca juga: Lolita, Orca Tertua yang Hidup di Penangkaran Dilaporkan Mati

Terdapat satu kasus yang dikonfirmasi mengenai seekor paus pembunuh yang menggigit seorang peselancar di lepas pantai California pada tahun 1972, namun orca tersebut dengan cepat melepaskan diri.

Hoyt sempat mewawancarai peselancar tersebut dan menyatakan bahwa saat itu, korban mungkin tampak seperti anjing laut bagi orca.

Pembunuhan di penangkaran

Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi puluhan kasus kekerasan terhadap manusia yang dilakukan oleh orca di Penang.

Mungkin kasus yang paling populer adalah kasus seekor orca bernama Tilikum, yang terlibat dalam kematian tiga orang, termasuk pembunuhan pelatih SeaWorld Dawn Brancheau pada tahun 2010.

Para ilmuwan tidak yakin secara pasti apa yang memicu serangan orca di penangkaran. Namun, Hoyt mencatat bahwa penangkaran adalah lingkungan buatan dan ia membandingkannya dengan tinggal di penjara kecil.

Baca juga: Mengapa Paus Orca Menenggelamkan Kapal?

Namun, itu tidak berarti orca yang ditangkap membunuh manusia karena frustrasi. Hoyt mengatakan, kejadian seperti kasus Tilikum bisa saja hanya upaya orca untuk bermain-main saat mengalami kebosanan yang ekstrem.

Hoyt mengingatkan bahwa dalam banyak kasus, kecuali dilakukan tindakan hati-hati, orca dapat dengan mudah membunuh manusia secara tidak sengaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com