Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2023, 12:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam beberapa waktu terakhir, dunia maya dihebohkan oleh berita viral yang menyebutkan bahwa kemasan galon air mineral mengandung BPA (Bisphenol A).

Kabar ini segera menjadi perbincangan hangat di media sosial dan memicu kekhawatiran terkait dampak kesehatan yang mungkin timbul.

Baca juga: Kabar Baik, Bahan Pengganti BPA pada Plastik Telah Ditemukan

Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh, mari memahami pengertian dari BPA.

Apa sebenarnya BPA itu?

Dilansir dari The International Bottled Water Association, Senin (2/10/2023), bisfenol A (BPA) adalah bahan kimia yang digunakan terutama dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi.

Plastik polikarbonat telah menjadi bahan pilihan untuk wadah produk makanan dan minuman selama hampir 50 tahun karena sifatnya yang ringan, sangat tahan pecah, dan transparan.

Bahan ini banyak digunakan dalam berbagai wadah makanan serta barang sehari-hari lainnya, seperti kacamata dan compact disc. Banyak perusahaan air minum dalam kemasan menggunakan plastik polikarbonat untuk botol pendingin air.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), paparan BPA dalam jumlah kurang dari 2,25 miligram per pon (atau setara dengan 5 mg per kg) berat badan per hari dianggap aman, seperti dikutip dari Healthline pada Senin (2/10/2023).

Sebagian besar individu hanya terpapar sekitar 0,1 hingga 2,2 mikrogram per pon (atau setara dengan 0,2 hingga 0,5 mikrogram per kg) berat badan per hari.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun FDA masih mengakui BPA sebagai bahan tambahan yang aman dalam kemasan makanan, badan tersebut telah melarang penggunaan BPA dalam kaleng susu formula bayi, botol bayi, dan cangkir sippy sejak tahun 2012.

Meskipun demikian, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahkan pada tingkat paparan yang dianggap "aman" ini, BPA masih dapat memiliki potensi untuk menyebabkan atau berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: Air Minum Dalam Kemasan Berpotensi Mengandung BPA, BPOM Wajibkan Aturan Pelabelan

Paparan BPA berdampak pada kesehatan reproduksi

Dilansir dari Food Revolution Network, Senin (2/10/2023), banyak studi telah menyelidiki efek paparan Bisphenol-A (BPA) terhadap kesehatan reproduksi.

Penelitian-penelitian ini juga telah mengungkapkan bahwa beberapa pengganti BPA berpotensi lebih berisiko daripada BPA itu sendiri, dan mereka telah mengamati bagaimana BPA dapat berinteraksi dengan paparan bahan kimia lain yang berasal dari berbagai sumber.

Meskipun banyak perhatian telah difokuskan pada dampak BPA pada kehamilan dan perkembangan anak, penelitian juga telah mengkaji dampaknya pada kesehatan reproduksi pria.

Ini telah dikaitkan dengan risiko kanker prostat dan penurunan jumlah sperma.

Dalam penelitian yang mengukur kadar BPA pada wanita hamil, mereka juga bertanya kepada peserta penelitian apakah mereka memiliki pengetahuan tentang BPA atau mencoba menghindarinya.

Meskipun banyak peserta penelitian menyatakan bahwa mereka mengetahui BPA dan berusaha untuk menghindarinya, peneliti menemukan bahwa tindakan ini tampaknya tidak berdampak pada tingkat paparan BPA.

Ini kemungkinan sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa BPA hadir dalam berbagai produk, baik yang diketahui maupun tidak, dan sulit dikendalikan.

Baca juga: Paparan BPA Meningkatkan Risiko Asma pada Anak Perempuan, Studi Jelaskan

Cara menghindari paparan BPA 

Aturan praktis yang dapat dilakukan adalah menghindari menggunakan wadah dan peralatan makanan dari plastik, serta menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik dengan microwave.

Tinjauan terbaru dari penelitian menyatakan bahwa menghindari wadah plastik, makanan cepat saji, makanan olahan, dan minuman dalam kaleng, serta menggantinya dengan wadah kaca, dapat mengurangi paparan terhadap BPA dan bahan kimia pengganggu endokrin lainnya.

Selain itu, sebaiknya juga menghindari memasukkan makanan panas ke dalam food processor atau menggunakan wadah plastik dalam mesin pencuci piring.

Panas dapat merusak plastik, dan meskipun tampaknya tidak ada masalah yang terlihat pada produk tersebut, zat kimia kemungkinan akan berpindah ke dalam makanan atau minuman, dan akhirnya masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, durasi penyimpanan makanan dalam wadah plastik atau kaleng yang mengandung BPA juga dapat memengaruhi seberapa banyak zat kimia tersebut berpindah ke dalam makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com