Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2023, 21:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Salah satunya adalah masalah gastrointestinal (GI) meningkatkan frekuensi atau tingkat keparahan gejala 'gangguan interaksi usus-otak' atau DGBI.

Kondisi GI ini termasuk seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), dengan berbagai gejala seperti sakit perut.

Atau gejala diare atau sembelit yang terjadi tanpa sebab yang jelas, atau dispepsia fungsional, sakit perut yang terjadi selama atau setelah makan tanpa sebab yang diketahui.

DGBI diperkirakan ditandai dengan gangguan komunikasi yang berkelanjutan antara usus dan otak.

“Hal ini menyebabkan hipersensitivitas visceral, yang meningkatkan kecemasan dan kemudian menyebabkan peningkatan ketidaknyamanan dan tekanan pada saluran pencernaan,” tambah Hunt.

Baca juga: Mengapa Beberapa Orang Tak Sengaja Pipis Saat Batuk?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com