Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lebih Banyak Rambut Tumbuh di Kepala daripada Bagian Tubuh Lain?

Kompas.com - 26/07/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Selain kuda nil dan tikus mondok telanjang, hampir setiap mamalia memiliki bulu yang menutupi tubuhnya. Sementara itu, manusia hanya memiliki rambut di kepala.

Selain di kepala, kita juga memiliki bulu alis, bulu mata, bulu kemaluan, bulu kaki, dan bulu di bagian-bagian tubuh lain. Tetapi, yang tumbuh paling banyak hanya di bagian kepala. Mengapa demikian?

Bulu pada mamalia

Sebelum memahami pertumbuhan rambut pada manusia, menurut Mark Pagel, ahli biologi evolusi di University of Reading, Inggris, penting untuk memahami penyebab mamalia memiliki bulu.

Bulu membuat hewan tetap hangat saat cuaca dingin di malam hari dan melindunginya dari sinar matahari di siang hari.

Baca juga: Seberapa Cepat Rambut Manusia Tumbuh?

Nenek moyang manusia dapat kehilangan sebagian besar rambut tubuh karena mereka memiliki kemampuan unik untuk mengimbanginya dengan api, tempat berlindung, dan pakaian.

Ketiadaan rambut di tubuh tentu memberi keuntungan evolusioner bagi manusia. Melansir Live Science, Pagel mengatakan, ada tiga teori utama tentang keuntungan tersebut.

Pertama, lapisan bulu yang tebal bisa menyebabkan manusia purba kepanasan di bawah terik matahari siang. Bayangkan seseorang mengenakan mantel bulu besar di tengah sabana Afrika di musim panas, tentu ia akan kepanasan.

Selain itu, manusia berevolusi untuk memiliki lebih banyak kelenjar keringat daripada primata lain. Jika manusia tetap memiliki rambut tubuh yang panjang, kemungkinan besar rambut tersebut akan basah oleh keringat sehingga membuat keringat sulit menguap dan mendinginkan tubuh.

Baca juga: Trikotilomania, Gangguan Mencabuti Rambut yang Sebabkan Kebotakan

Namun, Yana Kamberov, asisten profesor genetika di University of Pennsylvania, mengatakan bahwa hipotesis pendinginan tubuh tidak bisa menjelaskan beberapa aspek pola rambut tubuh manusia, seperti mengapa pria cenderung lebih berbulu daripada wanita.

Sebagai catatan, Kamberov menjelaskan, manusia ditutupi dengan rambut vellus kecil dan tidak berwarna, kecuali di telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan puting susu.

Hormon yang muncul selama pubertas dapat mengubah sebagian dari rambut vellus ini menjadi rambut terminal berwarna yang lebih panjang. Namun, selain dari rambut tubuh ini, rambut panjang cenderung hanya tumbuh di kepala kita.

Teori kedua mengusulkan bahwa manusia purba menghabiskan banyak waktu di dalam air. Bulu membebani mereka saat berenang, jadi mereka secara bertahap kehilangan rambut.

Namun, tidak ada bukti bahwa manusia menghabiskan banyak waktu di dalam air selama evolusi masa lalu, sehingga Pagel merasa hipotesis ini sulit dipercaya. Teori ini juga gagal menjelaskan mengapa manusia tidak berevolusi untuk mendapatkan kembali bulunya setelah meninggalkan daerah sungai.

Baca juga: Benarkah Warna Rambut Manusia Ditentukan oleh Genetik?

Pagel mengusulkan teori ketiga, yakni hipotesis ektoparasit, dalam studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Ektoparasit adalah parasit yang hidup di bagian luar tubuh inang. Parasit ini, yang meliputi kutu, caplak, dan pinjal, merupakan penyebab utama penyakit dan kematian pada seluruh spesies.

Ektoparasit mungkin kurang tertarik pada kulit yang tidak berbulu dan mungkin lebih mudah untuk menyingkirkannya jika tidak memiliki banyak bulu.

Pada gilirannya, memiliki lebih sedikit rambut, dan dengan demikian lebih sedikit parasit, memberikan keuntungan untuk bertahan hidup.

Lantas, jika rambut di tubuh dapat menyebabkan kerugian, mengapa kita masih memilikinya di kepala?

Evolusi rambut kepala

Baca juga: Mengapa Rambut Bisa Berubah Menjadi Beruban?

Karena manusia berkaki dua dan berjalan tegak dengan dua kakinya, kepala kita langsung terkena sinar matahari. Di dekat garis khatulistiwa, tempat manusia berevolusi, paparan sinar matahari bisa sangat mengganggu, dan rambut kepala membantu kita menghindari kepanasan.

Rambut kepala juga membantu menahan panas di malam hari. Menurut Pagel, otak manusia relatif kecil dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, tetapi otak manusia sangat aktif secara metabolik. Kegiatan ini menghasilkan panas dan rambut kepala dapat melindungi area panas yang terkonsentrasi ini.

Seleksi seksual juga mungkin berperan. Rambut tidak memfosil dengan baik, jadi para peneliti tidak memiliki banyak bukti langsung mengenai hal ini, kecuali mumi yang diawetkan di tempat-tempat seperti Mesir dan Peru.

Namun, para peneliti telah mempelajari masyarakat yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar dan menemukan bahwa mereka juga menata rambut, yang menunjukkan bahwa nenek moyang mereka juga melakukannya. Perawatan rambut ini yang dapat membantu menarik pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com