Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASMR Disebut Punya Efek Menenangkan, Apa Kata Ahli?

Kompas.com - 12/06/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa dari kita mungkin sangat menikmati konten-konten Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) di YouTube atau media sosial lainnya.

Pasalnya, ASMR dapat memunculkan respons yang menenangkan dan menggelitik pada beberapa individu sehingga dapat menenangkan dan meningkatkan kualitas tidur.

Namun, tidak semua orang mengalaminya. Sebuah studi menunjukkan bahwa individu dengan tingkat kecemasan dan neurotisisme yang lebih tinggi mungkin mendapat manfaat lebih dari ASMR.

Apa yang dimaksud dengan ASMR?

Dilansir dari Healthline, ASMR menggambarkan sensasi yang mungkin didapatkan dari rangsangan tertentu termasuk suara, visual, atau bahkan kontak dekat dengan orang lain (baik secara langsung maupun online).

Baca juga: Apa Manfaat Detoks Media Sosial untuk Kesehatan?

Orang-orang yang menikmati ASMR mengatakan, rasanya seperti kesemutan yang dimulai di kepala dan bergerak ke belakang leher dan terkadang ke seluruh tubuh.

Ada juga yang menggambarkannya sebagai perasaan tenang yang membasuh tubuh, mulai dari kulit kepala dan bergerak ke bawah.

Adapun rangsangan audiovisual berikut yang dapat menghasilkan ASMR di antaranya adalah berbisik atau berbicara pelan, suara ketukan, goresan, gerakan tangan lambat, dan aktivitas yang berulang.

Apa kata peneliti tentang ASMR?

Meskipun ASMR dapat membantu beberapa orang menjadi lebih rileks dan tidur lebih nyenyak, tidak semua orang mengalaminya.

Baca juga: Apa Arti Flexing, yang Jadi Fenomena di Media Sosial?

Dilansir dari Verywell Mind, penelitian dari Northumbria Universe, Inggris, menunjukkan bahwa orang dengan neurotisme sifat tinggi atau orang yang sering merasa cemas lebih mungkin merasakan manfaat ASMR

Untuk mengeksplorasi lebih jauh hal ini, peneliti mengevaluasi tingkat neurotisme dan kecemasan pada orang-orang yang mengalami ASMR dan yang tidak mengalami, sebelum dan sesudah menonton video yang menampilkan pemicu ASMR.

Analisis mengungkapkan, peserta yang mengalami ASMR memiliki tingkat neurotisme dan kecemasan yang lebih tinggi. Peserta tersebut juga melaporkan tingkat kecemasan yang lebih rendah setelah menonton video.

Di samping itu, analisis juga menunjukkan bahwa ASMR mengurangi kecemasan hanya pada orang yang mengalaminya.

Baca juga: Media Sosial Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Peneliti Joanna Greer, Ph.D, mengatakan bahwa ketika para peneliti mempertimbangkan tingkat neurotisme, kecemasan, dengan seberapa banyak individu menikmati video ASMR, peneliti juga menemukan bahwa tingkat ini dapat menjelaskan penurunan kecemasan, bahkan ketika peserta tidak merasa tergelitik.

Inilah yang membuat para peneliti menyarankan agar ASMR dapat dimanfaatkan sebagai intervensi untuk kecemasan secara umum.

Greer mencatat bahwa karena kita hidup di zaman yang semakin peduli dengan kesehatan mental, semakin banyak orang yang memahami dampak kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena beberapa orang mungkin tidak memerlukan intervensi klinis untuk kecemasan umum mereka, intervensi yang dapat diakses seperti konten ASMR mungkin dapat membantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com