Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2023, 09:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Alam semesta adalah tempat yang sangat besar, yang juga dipenuhi oleh hal-hal besar. Ada planet, bintang, galaksi, dan gugusan galaksi memanjang ke atas dalam skala yang semakin masif. 

Dilansir dari Live Science, obyek terbesar di alam semesta yang telah diidentifikasi para ilmuwan adalah gugus super galaksi yang disebut Hercules-Corona Borealis Great Wall.

Obyek ini sangat luas sehingga cahaya membutuhkan waktu sekitar 10 miliar tahun untuk bergerak melintasi seluruh strukturnya. Sebagai perbandingan, alam semesta sendiri baru berusia 13,8 miliar tahun. 

Apa itu Hercules-Corona Borealis Great Wall?

Dilansir dari Space, saat ini, kandidat terbaik untuk supercluster terbesar yang dikenal di alam semesta adalah Hercules-Corona Borealis Great Wall, meskipun para astronom telah menghabiskan hampir satu dekade memperdebatkan strukturnya.

Baca juga: Seperti Apa Sisa-Sisa Bintang Tertua di Alam Semesta?

Pada tahun 2013, tim peneliti yang dipimpin oleh Istvan Horvath dari National University of Public Service, Hungaria, mengumumkan Hercules-Corona Borealis Great Wall pada Simposium Burst Gamma-Ray Huntsville ke-7. 

Para ilmuwan telah mempelajari fenomena kosmik singkat yang dikenal sebagai semburan sinar gamma, yang diyakini para astronom berasal dari supernova atau bintang masif yang meledak di akhir masa hidup mereka. Semburan sinar gamma dianggap sebagai indikasi yang baik di mana massa besar benda berada di alam semesta, karena bintang besar cenderung berkumpul di lingkungan yang lebih padat. 

Horvath dan rekan-rekannya menemukan sinar gamma terutama terkonsentrasi sekitar 10 miliar tahun cahaya ke arah konstelasi Hercules dan Corona Borealis.

Namun, bagaimana struktur besar itu muncul adalah suatu teka-teki. Menurut Horvath, struktur ini tampaknya bertentangan dengan prinsip kosmologi atau bagaimana alam semesta terbentuk dan berevolusi. 

Baca juga: Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?

Prinsip yang dimaksud adalah bahwa materi harus seragam jika dilihat pada skala yang cukup besar, tetapi gugusnya tidak seragam.

"Saya akan mengira struktur ini terlalu besar untuk ada. Bahkan sebagai peneliti, saya masih ragu," kata Jon Hakkila, peneliti astronomi di College of Charleston, Carolina Selatan. 

Namun, Hakkila mengatakan, hanya ada kemungkinan yang sangat kecil, jauh di bawah 1%, bahwa para peneliti melihat sinar gamma dalam jumlah acak di lokasi itu.

Jadi, peneliti yakin struktur itu ada. Bahkan, ada struktur lain yang tampaknya melanggar homogenitas universal, yakni Tembok Besar Sloan dan Grup Quasar Besar. 

Baca juga: Apa Itu Energi Gelap di Alam Semesta?

Satu makalah tahun 2020 dari jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society menyebut keberadaan Hercules-Corona Borealis Great Wall "meragukan", menunjukkan bahwa itu bisa menjadi blip statistik dalam data yang sangat rumit. 

Namun, tim yang pertama kali mengusulkan keberadaan supercluster telah mendukung temuan asli mereka dalam makalah tahun 2020 di jurnal yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com