Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bulan merupakan satelit alami Bumi. Bulan memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan jenis. Bulan umumnya berupa obyek padat dan sedikit di antaranya yang memiliki atmosfer. 

Terdapat ratusan bulan di tata surya, bahkan beberapa asteroid telah diketahui memiliki bulan pendamping kecil. 

Berapa umur bulan?

Dilansir dari Space, analisis baru batuan bulan yang dibawa ke Bumi oleh astronot Apollo menunjukkan, bulan terbentuk 4,51 miliar tahun yang lalu atau 60 juta tahun setelah tata surya terbentuk.

Beberapa penelitian sebelumnya menghasilkan perkiraan serupa, sementara yang lain berpendapat bahwa bulan yang lebih muda berusia 150 juta hingga 200 juta tahun setelah tata surya terbentuk.

Baca juga: Seperti Apa Inti Bulan Satelit Bumi?

Kelahiran bulan

Para astronom memperkiraman bulan terbentuk setelah benda seukuran Mars (atau serangkaian benda sebesar Mars) menghantam Bumi purba. 

Beberapa materi yang diledakkan ke luar angkasa bersatu untuk membentuk satelit alami Bumi.

Tetapi, sulit untuk menentukan dengan tepat kapan dampak ini terjadi. Pasalnya, batuan yang dikumpulkan oleh astronot Apollo dan dipelajari oleh para ilmuwan cenderung berupa breksi, campuran dari berbagai jenis batuan yang dihaluskan bersama oleh serangan meteorit.

Ilmuwan mengatakan, mereka tidak memiliki batuan tua murni yang terawetkan di bulan, dan itu merupakan salah satu masalah terbesar karena "rekaman" seluruh batuan di bulan tidak ada.

Baca juga: Apakah Dampak Gerhana Bulan Penumbra terhadap Bumi?

Jadi, alih-alih mempelajari seluruh batuan dan berharap mereka berasal dari terbentuknya bulan, tim peneliti menentukan tanggal pembentukan mantel objek dan kerak di atasnya.

"Pembedaan" ini terjadi tak lama setelah tumbukan raksasa, ketika samudra cair-magma global yang awalnya ada di bulan mendingin dan mengeras. Dan pemadatan ini meninggalkan mineral yang disebut zirkon.

Para peneliti mempelajari fragmen zirkon dalam batuan yang dikumpulkan oleh astronot Apollo 14 pada tahun 1971. 

Tim menentukan usia sampel secara radiometrik, dengan mengukur berapa banyak uranium mereka yang telah membusuk menjadi timah, dan bagaimana hafnium telah membusuk menjadi berbagai "isotop anak". 

Baca juga: Apakah Gerhana Bulan Penumbra Berkaitan dengan Mitos Budaya?

Adapun isotop adalah varian dari suatu unsur yang memiliki jumlah proton yang sama di intinya tetapi jumlah neutron yang berbeda.

Analisis tim menunjukkan bahwa fragmen zirkon itu murni dan kuno, berasal dari pemadatan samudra magma. 

Para peneliti juga berhasil mengoreksi pengaruh dampak sinar kosmik galaksi, yang dapat memperumit upaya penanggalan dengan menyuntikkan neutron ke dalam sampel. 

Usia yang dihasilkan tim untuk bulan, yaknu 4,51 miliar tahun, kurang lebih 10 juta tahun, oleh karena itu harus bertahan dalam ujian waktu. 

Usia bulan ini juga masuk akal dari sudut pandang dinamika, terutama jika teori tumbukan raksasa itu benar. Itu karena lebih banyak penabrak terbang di masa-masa awal tata surya daripada 100 juta tahun kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com