Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Ledakan Kosmik Terbesar yang Pernah Diamati?

Kompas.com - 19/05/2023, 09:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim astronom yang dipimpin oleh University of Southampton berhasil mendeteksi ledakan kosmik terbesar yang pernah ada.

Ledakan tersebut lebih dari sepuluh kali lebih terang daripada supernova (bintang yang meledak) dan tiga kali lebih terang dari peristiwa gangguan pasang surut yang paling terang, di mana sebuah bintang jatuh ke dalam lubang hitam supermasif.

Baca juga: Kisah Ilmuwan Amatir yang Menemukan Debu Kosmik di Tengah Kota

Ledakan kosmik itu dikenal sebagai AT2021lwx dan telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Bandingkan saja dengan kebanyakan supernova yang hanya tampak terang selama beberapa bulan.

Mengutip Science Daily, Rabu (17/5/2023) ledakan kosmik ini terjadi hampir 8 miliar tahun cahaya jauhnya dan masih terdeteksi oleh jaringan teleskop.

Para peneliti percaya bahwa ledakan itu adalah hasil dari awan gas yang sangat besar, mungkin ribuan kali lebih besar dari matahari kita, yang telah dihancurkan oleh lubang hitam supermasif.

Baca juga: Seperti Apa Sisa-Sisa Bintang Tertua di Alam Semesta?

Pecahan awan akan tertelan, mengirimkan gelombang kejut melalui sisa-sisanya, serta menjadi 'donat' berdebu besar yang mengelilingi lubang hitam.

Peristiwa semacam ini sangat langka dan tidak pernah disaksikan sebelumnya dalam skala yang sama.

Temuan ledakan kosmik

Awal temuan ledakan kosmik ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2020 oleh Zwicky Transient Facility di California, dan kemudian ditangkap oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang berbasis di Hawaii.

Fasilitas ini mensurvei langit malam untuk mendeteksi benda-benda sementara yang dengan cepat berubah kecerahannya yang menunjukkan peristiwa kosmik seperti supernova, serta menemukan asteroid dan komet.

"Kami menemukan ini secara kebetulan, seperti yang ditandai oleh algoritme pencarian kami saat kami mencari jenis supernova," kata Dr Philip Wiseman, pemimpin penelitian dari University of Southampton.

"Sebagian besar peristiwa supernova dan gangguan pasang surut hanya berlangsung selama beberapa bulan sebelum menghilang. Sesuatu yang menjadi terang selama dua tahun lebih langsung menjadi sangat tidak biasa," ungkapnya.

Tim kemudian menyelidiki objek tersebut dengan beberapa teleskop berbeda untuk mengetahui lebih detail.

Baca juga: Nasa Temukan Bayi Kosmik Bintang Neutron Termuda, Apa Itu?

Mengukur ledakan kosmik

Dengan menganalisis spektrum cahaya, membaginya menjadi panjang gelombang yang berbeda dan mengukur fitur penyerapan dan emisi spektrum yang berbeda, tim dapat mengukur jarak ke objek.

"Setelah mengetahui jarak ke objek dan seberapa terangnya bagi kami, Anda dapat menghitung kecerahan objek pada sumbernya," papar Profesor Sebastian Hönig dari University of Southampton, rekan penulis penelitian ini.

"Setelah melakukan perhitungan tersebut kami menyadari ini sangat terang," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com