Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2023, 20:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batu bisa ditemui hampir di mana saja dengan beragam ukuran. Akan tetapi, apakah batu-batu yang sering kita lihat itu dapat bertambah besar?

Untuk mengetahui jawabannya, pertama-tama mari kita bahas terlebih dahulu apa itu batu.

Dikutip dari Live Science, Kamis (20/4/2023) batu adalah kumpulan mineral. Sementara mineral sendiri adalah kristal tunggal yang terdisi dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen, dan karbon.

Mineral menjadi batu ketika ada berbagai jenis mineral yang sama atau berbagai macam bergabung menjadi satu.

Lalu, apakah batu bisa tumbuh dan bagaimana caranya?

Jawaban cepatnya adalah batu bisa tumbuh bertambah besar. Seperti halnya anak-anak yang tumbuh lebih tinggi, berat, dan kuat setiap tahun, batu juga mengalami hal yang sama.

Baca juga: Bagaimana Batu Bara Terbentuk?

Batu juga tumbuh lebih besar, berat, dan lebih kuat hanya saja membutuhkan waktu ribuan atau bahkan jutaan tahun untuk berubah.

Contohnya saja batuan yang tumbuh lebih tinggi dan besar di gua dan mata air panas.

Di dalam gua, bebatuan tumbuh karena air yang mengalir di sepanjang dinding atau menetes dari langit-langit meninggalkan mineral di sepanjang dinding atau lantai gua.

Batuan gua menurut Cory BlackEagle, ahli geologi dari Universitas Kentucky di Lexington biasanya tersusun atas mineral seperti kalsit, aragonit, opal, kalsedon dan lain-lain.

Batuan yang terbentuk dari tetesan air ini disebut stalaktit saat tumbuh di langit-langit dan stalagmit saat tumbuh dari lantai gua.

Sebuah batu yang disebut travertine tumbuh di mata air tempat air mengalir dari bawah tanah ke permukaan.

Baca juga: Ratusan Batu Kristal Langka Ditemukan di Pemakaman Prasejarah, Untuk Apa?

Ilustrasi Batu Belimbing yang berusia ribuan tahun di Bangka Selatan.Dok. Wikimedia Commons/Cun Cun Ilustrasi Batu Belimbing yang berusia ribuan tahun di Bangka Selatan.

Formasi travertine besar sering ditemukan di sekitar mata air panas karena air yang lebih hangat mengandung lebih banyak mineral daripada air yang lebih dingin.

Contohnya, mata air panas Mammoth yang terkenal di Taman Nasional Yellowstone yang berusia 8000 tahun, tetapi endapan travertine setebal 73 meter dan menutupi lebih 4 Km persegi daratan.

Air juga mengandung logam terlarut yang dapat mengendap keluar dari air laut atau air tawar untuk menumbuhkan batu.

Batuan ini disebut konkresi atau nodul. Konkresi mangan, besi, tembaga, nikel, dan kobalt ditemukan di dasar setiap lautan. Kandungan itu membentuk lapis demi lapis seperti mutiara.

Baca juga: Berusia 2.700 Tahun, Batu Pemberat Timbangan Ditemukan di Yerusalem

Pertumbuhan ini biasanya hanya 1 sentimeter setiap juta tahun. Berhubung tumbuh sangat lambat, beberapa batu terbesar bisa berumur 10 juta tahun.

Batu juga dapat tumbuh lebih kuat dan berat. Batuan metamorf adalah salah satu dari tiga jenis batuan utama selain batuan beku dan sedimen.

Menariknya, saat batuan metamorf dipanaskan, itu dapat tumbuh lebih kuat sehingga akan lebih sulit untuk dipecahkan. Hal tersebut terjadi ketika panas mengunci mineral dalam batu lebih rapat.

Selain itu, kerapatan batuan juga dapat meningkat jika mengalami tekanan. Ini akhirnya membuat potongan batuan metamorf terasa lebih berat daripada potongan berukuran sama dari batu aslinya.

Baca juga: Bagaimana Orang Mesir Kuno Memindahkan Batu untuk Membangun Piramida?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com